Nama saya Yogie Purnama Hadi.
Saya dilahirkan dari pasangan yang berbahagia Taufiek dan Evy Suryanti pada
tanggal 27 Mei 1994 disebuah pulau yang bernama Selatpanjang. Papa (sebutan
ayah saya) bekerja sebagai Wiraswasta dan Mama (sebutan ibu saya) bekerja
sebagai Pegawai Negeri / Guru disebuah sekolah menengah pertama di kota selatpanjang.
Saya adalah anak pertama dan saat
ini memiliki 4 (empat) orang saudara kandung yang terdiri dari 3 (tiga) orang
laki – laki dan 1 (satu) perempuan, yang bernama :
1.
Bagaskara Dwi
Wardhani, umur 14 Tahun kelas I (satu) SMA.
2.
Triawan Ade
Nugraha, umur 12 Tahun Kelas I (satu) SMP.
3.
Izra Tasyha Ardhya,
umur 10 Tahun kelas VI (enam) SD.
4.
Muhammad Taufan Al Amin, umur 3 Tahun.
Berdasarkan
cerita dari kedua orang tua saya, pada saat itu tanggal 27 Mei 1994 tepat pukul
05.25 subuh, saya dilahirkan disebuah rumah panggung sederhana berdapurkan
lantai, disisi kiri rumah dihuni oleh semak belukar dan disisi kanan rumah
terdapat pohon jambu air yang besar serta terdapat rumah tetangga disampingnya.
Disaat sebelum saya lahir, semua
keluarga besar baik dari keluarga Papa dan keluarga Mama datang menjenguk
kerumah. Semuanya datang dengan memberikan do’a dan support (semangat) kepada keluarga kami. Alhamdulillah berkat pertolongan
Allah SWT dan kerja keras Mama, Bidan serta Bidan Kampung akhirnya saya
dilahirkan ke dunia ini dengan selamat dan sehat wal’afiat.
Setelah beberapa hari kelahiran
saya, kedua orang tua saya membuat acara syukuran serta aqiqah dengan
mengundang anak yatim – piatu ke rumah serta memberikan santunan kepada mereka.
Saat aqiqah berlangsung, saya diberikan nama oleh orang tua “Yogie Purnama
Hadi” yang artinya satu persatu “Yogie” adalah nama salah satu menteri
Indonesia yang saat itu sedang bertugas yaitu “Yogie S.Memet”, dan “Purnama”
merupakan suatu kejadian alam saat saya lahir saat itu, yaitu pada bulan
purnama, serta “Hadi” merupakan kata pengganti “Haji” yang dimana waktu saya
lahir bertepatan dengan hari raya haji (Idul Adha).
Berdasarkan keterangan diatas
bahwa “Yogie = Seorang pemimpin”, “Purnama = Sesuatu cahaya yang menerangi “
dan “Hadi = Hari yang penuh pengorbanan dan keikhlasan”, jadi dapat ditarik
kesimpulan dari nama saya adalah “Seorang pemimpin yang memberikan cahaya
(kebaikan) dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan” itu menurut saya,
hehehe.. Amin !!!
Pada Umur 4
tahun, saya baru mengenal apa itu sekolah. Saat itu saya disekolahkan ke salah
satu Taman Kanak – Kanak di kota Selatpanjang yaitu TK. Adhyaksa. Untuk masa –
masa awal, saya sangat minder untuk bergaul dan sering menangis dikala
ditinggal pergi sama Papa dan Mama, karena saat itu kedua orang tua saya mau
pergi bekerja dan mengajar. Nah, untuk menenangkan saya dikala menangis, saya
masih ingat kalau tidak salah guru di TK tersebut (maaf lupa namanya) sering
membujuk saya dengan membuka tas yang saya bawa, terus dia bilang
“Iiihh,,banyaknya makanan yogie, enak nih.., ada mie goreng dan teh, kita makan
yuk, ini kawan – kawan yogie disebelah lagi makan semua, nanti setelah makan
baru kita belajar dan bermain yah,,” selain itu juga biasanya ibu guru itu
langsung membawa saya bermain didalam bersama teman – teman yang lain. Nah,
dengan cara itu saya tidak akan menangis lagi. Eemm,, saya ingat permainan yang
paling saya sukai pada waktu di TK adalah Lilin warna warni, Ayunan, kuda –
kudaan, prosotan dan komedi putar yang kecil.
Setelah jam
pulang sekolah, biasanya Atuk saya yang sering menjemput saya karena kedua
orang tua saya masih bekerja. Saya kagum dengan Atuk saya ini, karena dia rajin
menjemput saya dengan sepeda federalnya
yang tinggi dan dikhususkan untuk tempat duduk saya didepan ataupun dibelakang
dengan bantal kecil, supaya empuk saya mendudukinya. Kejadian seperti ini
berlanjut hingga saya kelas 2 SD. Biasanya setiap pagi minggu Atuk saya sering
membawa saya jalan – jalan pagi dengan sepedanya dan akhirnya nongkrong di
kedai kopi untuk sarapan, kami biasanya memesan teh panas dan Kueh Cake (baca : ca-ke) dan telur separuh masak/matang.
Sebenarnya
masa kecil saya lebih sering dirumah Atuk dan Nenek daripada rumah sendiri
karena saat itu kedua adik saya ( Bagas dan Triawan) dilahirkan ditempat yang
sama dan waktu yang berbeda dirumah Atuk dan Nenek tersebut yaitu pada tanggal
21 Juni 1997 dan 05 September 1999. Sehingga kami sekeluarga tinggal disana
untuk sementara.
Akibat
sering tinggal dirumah Atuk dan Nenek, saya memiliki teman sepermainan yang
ramai, baik sebaya ataupun diatas umur dari saya. Biasanya kami mulai bermain
setiap sore setelah ashar sampai hampir maghrib baru selesai. Dan biasanya kami
bermain Suruk Benteng (Petak Umpet), Congkak (Patok Lele), Selengket (Engklet), Guli (Kelereng), Cak Gon Chi, Bola Kaki, Bola Kasti, Layangan, dan masih banyak sebenarnya
lagi permainan tradisional yang kami mainkan.
Masa Putih Merah (Sekolah Dasar)
Saya masuk
sekolah dasar saat umur 5 tahun di Sekolah Dasar negeri 095 atau dulu sering
disebut “sekolah tingkat” (karena
sekolahnya bertingkat) dan sekarang sekolah itu berganti nama menjadi Sekolah
Dasar Negeri 033.
Disini saya
memiliki teman yang akrab, namanya S. Mukallah. Dia berasal dari daerah
kepulauan jauh di Kepulauan Riau yaitu Daik Lingga. Dia seorang laki – laki
yang memiliki kulit yang putih dan mata yang hampir sipit (seperti mata orang
korea) dan memiliki tinggi kira – kira sekitar 1,45 meter (waktu dulu). Saya
mulai akrab sama dia saat kelas 3 SD karena saya sering duduk sebangku
dengannya. Dan jika saat keluar main (istirahat) biasanya saya diajak sama dia
untuk kerumahnya karena rumahnya tidak jauh dari sekolah dan sekolah saat itu
waktu jam istirahatnya cukup lama sekitar 30 menit. Dirumahnya saya diajarkan
bagaimana hidup sederhana dan dia orang yang sangat rajin dan berbakti kepada
kedua orang tuanya. Saya ingat, dengan dia-lah saya pernah memakan
belalang, saat itu kami sedang berjalan
dan tiba – tiba melihat belalang, langsung dia tangkap dan membakarnya, saat
itu saya agak jijik mau memakannya, namun karena dipaksa saya akhirnya mencoba
dan ternyata rasanya, Wow,,enak sekali seperti rasa ayam panggang. Hehe
ibaratnya…
Eeemmm,,mungkin
kejadian yang satu ini tidak perlu diikuti, saya dulu pernah bertengkar sama
teman sekelas saya yang bernama Uun Hidayat. Hehe,,kalau dipikir – pikir lucu juga,
hanya karena bermula dari hal yang kecil dan sepele yaitu ejekan. Sebelumnya
saya akan menceritakan latar belakang mengapa saya sampai bertengkar dengan
Uun, waktu itu saya sedang digosipin dekat sama si Yolla Febriani Syahputri,
yaitu seorang cewe yang menjadi primadona dalam kelas, Yolla panggilannya, dia
ini orangnya putih, cantik, turunan minang, suara yang khas kecil dan memiliki
belahan / garis dilehernya (seperti penyanyi dangdut Ikke Nurjanah). Nah, pada
suatu pagi minggu, Yola dan teman – temannya menjemput saya kerumah untuk
meraton / jalan pagi. Pada pagi itu,saya telat bangun, dan tiba – tiba kedua
orang tua saya membangunkan saya kalau ada teman yang lagi nunggu saya didepan,
langsunglah saya bergegas mempersiapkan diri dan keluar menemui mereka. Setelah
lagi dijalan bersama mereka, rupanya kami melewati disamping rumahnya Uun,
kebetulan Uun-nya lagi keluar dan melihat kami yang lagi asyik berjalan.
Keesokan
harinya, disekolah heboh tentang masalah ini dan mengatakan bahwa saya lagi
dekat sama si Yola. Sebenarnya saya memang ada rasa juga sama Yola, tapi masih
malu untuk mengungkapkannya. Nah, saat itu saya emosi dan bercampur malu karena
sudah diejek terus menerus, kesabaran saya habis, langsung saya kejar si Uun
dan mencekiknya dengan tangan dan lengan saya terus saya letakkan kepalanya diatas
meja dan menghentakkan kepalanya dimeja tersebut. Dia tidak dapat berbuat apa –
apa, semua teman – teman yang didalam kelas ketakutan dan sebagian ada yang
melapor ke guru. Saat saya masih mencekik si Uun, datang temannya si Uun
memberikan balsem (minyak angin) ke mata saya, sehingga pedih dan akhirnya saya
lepaskan tangan saya pada leher si Uun, saya masih ingat orang yang meletakkan
balsem (minyak angin) dimata saya itu, namanya Adi.
Setelah itu, Pak Bambang (nama
salah seorang guru disekolah saya) datang menghampiri kami berdua, dan
meleraikan kami, saat itu mata saya berkedip – kedip karena kepanasan. Didalam
kelas, kami cuma ditanya dan dinasehati sama Pak Bambang untuk tidak saling
bertengkar dan akhirnya kami bersalaman kembali. Dan saya disuruh pergi ke Wc
untuk mencuci muka. Namun, maaf itu hanya bersifat sementara, ternyata Uun
masih dendam terhadap saya. Pada saat pulang sekolah, setelah mengambil sepeda
di parkiran, saya langsung dikejar sama si Uun dengan membawa batu ditangannya.
Untung saja saat itu saya membawa sepeda dengan laju dan batu tersebut
dilemparnya, namun hanya mengenai bagian bawah sepeda. Saya memang bersyukur
pada saat itu. Keesokan harinya kami sudah mulai tidak bermusuhan lagi dan
berteman seperti biasanya.
Kejadian ini merupakan kejadian yang
pertama kali saya bertengkar dan berharap jangan ada lagi pertengkaran yang
terjadi.
Saya masih ingat, saat itu
tanggal 27 Mei 2004, pagi itu disekolah teman – teman semua menjauhi dan diam
kepada saya. Saya tidak mengerti dan merasa aneh saat itu. Saya bertanya satu
malah teman saya jawab satu juga.
Nah, pada waktu jam pulang
sekolah, semua teman – teman sekelas mengepung saya dengan cara mengelilingi
dan saya berada ditengah, tiba – tiba semuanya mengeluarkan telur tembelang (busuk) dan belau serta
tepung, lalu melemparkan keseluruh badan saya dan hasilnya, Wwwuueekkk, saya
berlumuran dengan telur, belau dan tepung serta baunya busuk sekali. Semuanya
tertawa melihat tingkah saya dan meminta maaf atas perbuatan mereka serta yang
menyenangkan adalah mereka saling bergantian mengucap selamat ulang tahun dan
peduli saya. Hehehe..wajar ketua kelas.
Setelah kejadian itu, saya
langsung pulang kerumah dengan berlumuran telur, belau dan tepung walaupun
hanya tinggal sedikit karena sudah dicuci sebelumnya disekolah, namun baunya
yang menyengat masih terasa.
Sesampainya dirumah, semua
keluarga saya tertawa melihat apa yang terjadi pada saya dan mereka menyuruh
saya untuk mandi. Lalu, saat lagi asyik – asyiknya mandi, Paman saya masuk ke
kamar mandi dan melempar telur lagi ke kepala saya, pada saat itu saya kaget
dan tidak dapat berbuat apa – apa. Saya pasrah dan hanya menggerutu sedikit.
Pada akhir semester kelas 6, kami
dihadapi dengan Ujian Nasional atau dulu disebut dengan EBTANAS. Saat itu kami
mulai serius dalam belajar dan mulai memiliki teman – teman kelompok untuk
belajar bersama, selain itu juga dari pihak sekolah memberikan jam tambahan
untuk menambah studi pelajaran yang akan di UAN-kan.
Setelah melewati UAN, kami semua
menunggu keputusan lulus dan tidak lulusnya. Saat pengumuman tiba,
Alhamdulillah kami semua lulus dan terakhir saya mendapatkan rangking 7 didalam
kelas tersebut, saat itu saya merasa bersyukur sekali karena setelah belajar
cukup lama 6 tahun akhirnya mendapatkan kelulusan yang baik.
Kemudian, kami mengadakan acara
perpisahan yang dimana acara ini sangat mengharukan, karena masa kanak – kanak
yang penuh canda tawa riang gembira akan berakhir. Ketika itu saya menangis
saat bersalam – salaman kepada guru – guru dan teman – teman, begitu juga teman
– teman saya yang lain.
Kenangan itulah yang membuat saya
teringat pada masa lalu dan permasalahan bersama Yola, berakhir juga sampai disitu
tanpa ada komunikasi lebih lanjut. Dan
terakhir saya dapat kabar bahwa dia sudah pindah ke Padang tepatnya di Sawah
Lunto.
Masa Putih – Biru (Sekolah Menengah Pertama)
Setelah saya tamat SD, saat itu
saya masih berumur 11 tahun, saya diberikan wewenang oleh kedua orang tua saya
untuk menentukan sendiri pilihan untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya
atau SMP. Saat itu sebagian besar teman saya yang ada di SD masuk ke SMP yang
terkenal di Selatpanjang saat itu, yaitu SMPN. 1. Nah, saat itu saya
berseberangan aliran dengan mereka dan masuk ke SMPN. 3 yang statusnya masih
dibawah SMPN. 1 itu (dalam bidang ketenarannya saja) hehehe.
Di SMPN. 3 inilah Mama saya
mengajar, karena Mama seorang guru Matematika disana. Maka dari itu, saya ingin
sekolah di sana. Di sini, saya hanya memiliki sedikit cerita karena saya di SMP
biasa – biasa saja, namun yang paling saya ingat adalah pertama kalinya gabung
dalam organisasi disekolah. Saat itu saya masuk 2 (dua) organisasi sekaligus
yaitu OSIS dan ROHIS (Rohani Islam). Dan paling membahagiakan adalah pada saat
semester dua saya diangkat menjadi Ketua Osis dan Ketua Rohis pada tahun yang
sama dengan tanggal yang berbeda. Disanalah saya mulai belajar dalam
berorganisasi walaupun masih belum aktif – aktifnya saat itu.
Saat itu, saya tiba – tiba
menjadi terkenal di SMP sendiri dan SMP – SMP tetangga karena menjadi ketua
Osis dan Rohis tersebut. Saya pertama kali bisa dipilih karena menjadi ketua
kelas dan syarat untuk menjadi ketua Osis itu diambil dari masing – masing
ketua kelas dan 1 (satu) orang lagi perwakilan kelas. Nah, dengan kebetulan
saya menjadi kandidat calonnya, dan tidak disangka hanya berpidato apa adanya
saya bisa terpilih menjadi ketua Osis. Dalam organisasi ini saya hanya bisa
mengikuti acara – acara yang sudah rutin dilaksanakan seperti menjadi pelaksana
upacara bendera pada hari – hari tertentu, menjadi panutan bagi semua teman –
teman dan menjadi anggota dalam mading sekolah, namun untuk hal – hal yang
bersifat membuat suatu kegiatan masih belum berjalan, saya juga belum
mengetahui apa alasannya.
Selain Osis, saya juga terpilih
menjadi Ketua Rohis saat itu, kemarin itu tiba – tiba saja Pembina Rohis
memujuk saya untuk menjadi calon ketua dengan alasan saya selalu ikut pengajian
dan mengetahui seluk beluk organisasi Rohis itu.
Dengan berpikir sejenak, saya
terima tawaran Pembina itu, dan tanpa mempersiapkan pidato, saya hanya
berbicara spontan saja didepan dan sedikit kaku karena tidak ada persiapan,
sempat terjadi kelucuan sedikit sehingga membuat teman – teman baik itu teman
sebaya, kakak dan adik kelas tertawa.
Namun, berkat kerja keras
menyampaikan pidato secara spontan dan apa adanya, saya terpilih menjadi Ketua
Rohis saat itu. Jadi, dalam kurun waktu yang sama saya menyandang status 2
(dua) buah yaitu : Ketua Osis dan Ketua Rohis.
Dalam organisasi Rohis, saya
sering mengikuti pengajian dan acara – acara seminar keislaman saat itu, dan
sering tampil menyampaikan pidato disekolah setiap ada Hari Besar Islam. Berkat
organisasi inilah mental saya terus diperbaiki dan proses berkomunikasi mulai
membaik dan bertambah ilmu dalam organisasi walaupun itu sedikit.
Saya masih ingat, saa itu
pertengahan semester 3 atau Kelas 2 SMP, kejadian yang pernah saya alami waktu
SD terulang kembali. Saat itu sepulang sekolah, Telur, tepung dan belau
menghiasi tubuh saya dan semua teman – teman mengerjai seraya berucap ‘Selamat
Ulang Tahun Yogie”, karena saat itu tepat pada tanggal 27 Mei yang dimana hari
itu adalah hari ulang tahun saya. Semuanya tertawa melihat saya seperti itu dan
saya sedikit agak malu waktu itu. Mereka bilang bahwa prosesnya berjalan dengan
lancar dan tepat sasaran.
Saat dalam perjalanan, orang –
orang sekeliling melihat saya dengan senyum yang menghiasi diwajahnya, karena
sekolah saya letaknya ditengah – tengah kota, jadi sudah sepantasnya saya
terlihat aneh saat itu dan benar – benar merasa malu. Walaupun begitu, saya
merasa bahagia karena teman – teman take
care terhadap diri saya.
Eemm,,ngomong – ngomong masalah take care, ada salah seorang wanita yang
pernah mengisi kehidupan saya waktu di SMP, namanya Maya Karlina. Dia adalah
adik kelas saya dan mempunyai sifat tomboy. Kami bertemu pertama kali saat sama
– sama mengikuti latihan senam dan selalu bertemu bersama. Mungkin dengan
adanya kecocokan, maka kami jadian tidak lama setelah berjumpa. Saat itu saya
masih kelas 2 dan dia kelas 1 SMP dalam SMP yang sama.
Kami menjalani hubungan baik –
baik saja, bahkan kedua orang tua kami saling mengetahui dan memberikan izin
kepada kami untuk menjalin hubungan. Dia adalah wanita yang pertama kali saya
bawa jalan – jalan dengan menggunakan sepeda, kami have fun saja tanpa ada rasa malu. Sehingga setelah beberapa lama
menunggu, orang tua saya memberikan izin untuk mengendarai sepeda motor, dan
kami biasanya selalu jalan bareng menggunakan motor pada sore minggu keliling
kota.
Hubungan kami bertahan selama 1
tahun 1 bulan, dan berakhir dengan hanya mementingkan ego sendiri, saat itu pas
saya lagi try out pertama mendapatkan peringkat ke-4, namun pada waktu try out
kedua nlai saya jatuh anjlok dan berniat untuk focus dalam belajar, sehingga
saya jarang bersama dia dan hanya bertegur sapa seperti biasa saja kalau
bertemu.
Akibat dari itu, dia merasa
dicuekin dan tidak mendapat perhatian dari saya, tiba – tiba dia bertemu pada
saya dan tanpa basa - basi dia memutuskan hubungan dan pergi begitu saja.
Sementara saat itu saya kaget dan hanya bisa berkata “Oke, kalau itu maunya,
mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi”. Dan saya sebagai lelaki
tidak bisa memaksa dan menerima keputusan itu dengan sedikit kecewa dan
berlapang dada.
Namun, permasalahan itu hanya
sebentar dipikiran saya dan saya sudah menghiraukan dia lagi, karena saya tipe
orang yang tidak mau bersedih – sedihan terlalu lama. Nah, begitulah sedikit
cerita asmara yang saya miliki. Hehehe
Selain itu, ada sedikit cerita tentang
prestasi yang saya raih saat SMP yang menjadikan kebanggan dan motivasi bagi
saya, yaitu meraih juara 2 dikelas pada semester 1 dan 2, meraih juara 1
dikelas pada semester 3 – 6, pernah mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris
beberapa kali dan hasilnya cukup memuaskan dari Juara Harapan saat lomba antar
sekolah dan juara 1 tingkat sekolah serta pernah mengikuti lomba Story Telling antar sekolah yaitu lomba
berdongeng dengan menggunakan Bahasa Inggris, dan saat itu pertama kalinya saya
membuat sebuah dongeng yang bertemakan tentang lingkungan sekitar dan
Alhamdulillah hasilnya cukup bagus dan membanggakan dengan mendapatkan juara 2
saat itu.
Selain itu juga, hal yang
membanggakan lainnya adalah pada saat saya kelas 3 SMP, saya dan teman – teman
dari sekolah lain pernah mewakili kecamatan Tebing Tinggi (saat itu masih belum
mekar jadi kabupaten) untuk berlomba Pidato Bahasa Inggris di tingkat Kabupaten
(saat itu masih Kabupaten Bengkalis). Memang saat itu saya disekolah adalah salah
satu siswa yang suka berbahasa inggris dan sudah terbiasa berpidato menggunakan
bahasa inggris tersebut.
Setelah itu kami berangkat satu
rombongan menuju ke Kabupaten Bengkalis dan perasaan saya bercampur antara
terharu, takut / gugup dan bangga.
Sesampainya disana, kami dijemput
oleh bus pemkab yang bertugas menjemput dan mengantarkan kami ke penginapan dan
tempat perlombaan. Setelah sampai di penginapan, kami dibagi dalam beberapa
kelompok untuk 1 kamar, saat itu saya satu kamar dengan kedua teman saya yang
beragama Kristen yaitu Reiner (3 SMP) dan Hendika (6 SD) dan 1 guru pembimbing
yang bernama Bapak Adam S.Ag.
Dalam satu kamar itu, kami sangat
akrab dan tidak membedakan SARA saat itu, malahan saya sangat bangga melihat
mereka berdua, karena sewaktu saya sholat mereka malah menghormati saya dengan
berdiam diri serta tidak ribut dan terkadang melihat saya yang sedang sholat.
Malam harinya tiba, setelah
sholat isya kami dijemput oleh bus yang bertugas untuk menuju ke tempat
perlombaan yaitu di DIKLAT Kabupaten Bengkalis untuk mengikuti acara pembukaan
serta pengambilan undian sekaligus penampilan undian tahap pertama.
Sesampainya disana, saya takjub
akan mewahnya ruangan perlombaan tersebut yaitu sebuah ruangan aula yang
berkapasitas besar dengan pentas / podium didepannya. Melihat itu saya sedikit
agak gugup karena selama ini yang pernah saya mengikuti lomba hanya didepan
kelas ataupun didepan lapangan basket / bulutangkis.
Pada saat pengundian, saya sedikit
menghela napas karena saya mendapatkan undian tahap kedua yang akan tampil
besok malamnya, sehingga saya bisa lebih menyiapkan mental serta mempelajari
dari peserta – peserta yang tampil pada tahap pertama. Memang saat itu, jumlah
peserta sangat ramai dan hampir memenuhi ruangan aula yang besar tersebut.
Keesokan harinya, saya mulai
berlatih kembali didalam kamar penginapan bersama teman – teman yang saat itu
mendapatkan undian tahap kedua juga. Kami berlatih sambil bermain dan lucunya
kami membuat seperti sebuah acara, satu orang menjadi MC dan memanggil nama
kami dan tampil berbicara dengan berdiri diatas kasur ataupun didepan kaca
cermin. Selain itu juga guru pembimbing sekolah saya pernah mengajarkan bahwa
“untuk melancarkan dan membiasakan pengucapan haruslah dilatih dengan membaca
cepat teks pidato tersebut secara berulang – ulang dan secepat mungkin,
sehingga lidah dan mulut sudah terbiasa akan kata demi kata pada teks
tersebut”, maka dari itu saya terus berlatih dengan tips yang diajarkan oleh
guru pembimbing itu dan hasilnya memang benar, kita sudah terbiasa malahan bisa
ingat setiap kata demi kata pada teks pidato tersebut.
Malam yang mendebarkan akhirnya
tiba, setelah beberapa peserta tampil, nomor undian saya dipanggil dan saat itu
saya berdiri dan berdoa menuju ke pentas. Saat mata memandang ke penonton,
gugup saya bertambah, namun dengan penuh ketenangan akhirnya saya bisa
menyampaikan pidato saya mungkin walaupun agak
lurus / monoton, maklum baru pertama kalinya tampil ditempat dan
penonton yang seperti itu, hehehe.
Setelah semua peserta menampilkan
pidatonya, saatnya waktu pengumuman siapakah yang akan memenangkan lomba pidato
tersebut, namun pengumuman tersebut akan diumumkan pada besok malamnya.
Keesokan harinya, setelah lelah
dan berjuang dalam perlombaan, pada siang harinya kami diberikan kebebasan
untuk pergi jalan – jalan dan shopping, walaupun dibengkalis belum ada Pusat
Perbelanjaan yang megah seperti Mall, hehehe. Kami menaiki becak saat itu, jalan
– jalan mengelilingi kota Bengkalis dan pergi kesebuah supermarket yang
memiliki arena permainan seperti di timezone,
dan bisa dikatakan disana memiliki timezone
kecil. Setelah puas bermain, kami mulai hunting
pakaian dan lain – lainya, terutama keripik khas Bengkalis yang sangat gurih
dan enak sekali.
Singkat cerita, malam harinya
telah tiba dan kami seperti biasa dijemput oleh bus dan langsung tancap gas
untuk mendengar pengumuman sekaligus acara penutupan. Setelah sampai disana
terlihat wajah – wajah yang santai yang tidak memiliki beban pikiran serta
kegugupan, setelah masuk kedalam aula, kami semua berdebar dan penuh pertanyaan
apakah kami akan menang?
Saat pengumuman dibacakan,
suasana berubah menjadi hening dan penuh ketegangan dan Alhamdulillah teman
saya yang satu kamar si Reiner mendapat juara harapan 1 dan untuk peserta
wanitanya Si Agustina mendapatkan juara 3. Saya merasa bahagia dan sedikit
kecewa, ternyata saya masih banyak kekurangannya dan perlu berlatih kembali.
Saat pulang ke penginapan, kami
didalam bus bersuka ria karena perwakilan dari kecamatan bisa mendapatkan 2
(dua) juara sekaligus dan sesampainya dipenginapan kami mulai membuat acara
kecil – kecilan diruang lobi dengan menghidangkan makanan serta minuman.
Keesokan harinya, kami bersiap –
siap untuk pulang kembali ke Selatpanjang, dan saya sudah menyiapkan ole – ole
untuk keluarga tercinta dirumah.
Berkat perlombaan itu, saya mulai
mengumpulkan kekurangan – kekurangan yang saya miliki dan perlahan – lahan saya
merubahnya untuk kedepannya lebih baik.
Pada akhir semester 6, kami
dihadapi oleh Ujian Akhir Nasional (UAN) dan itu pertama kalinya bagi kami
menjawab soal dengan menggunakan Lembaran Jawaban Komputer (LJK) atau dikenal
dengan sistem melingkar.
Kami diberikan waktu tambahan
untuk belajar baik itu kelompok disekolah maupun dirumah. Saat itu, untuk
pelajaran Matematika pengajarnya adalah Mama saya sendiri, jadi setiap jam
tambahan teman – teman semua disuruh datang kerumah saya untuk belajar bersama.
Singkat cerita, setelah UAN
selesai, saatnya kami melihat hasil, apakah lulus atau tidak lulus?. Dan pada
saat pengumuman akan dibacakan oleh guru, kami semuanya berdoa dan berharap
bisa lulus semua. Ketika itu Ibu guru yang akan mengumumkan berbicara seperti
ini “Hhhmmm…Sebelumnya ibu minta maaf kalau selama ini ada kesalahan dan sepertinya
kelulusan tahun ini tidak baik”, mendengar itu kami semua menghela napas dan
takut, namun ibu itu melanjutkan perkataannya “ tidak baik untuk ditangisi
karena kalian sukses dan lulus semuanya”, mendengar itu kami semua bersyukur
dan saling teriak dan membuat kelas heboh dan ricuh.
Tanpa pikir panjang semua teman –
teman pergi keluar dan salam – salaman bersama guru yang ada dan tidak lupa
saling mencoretkan baju dengan semprotan, namun saya tidak mau ikut acara teman
– teman tersebut karena saya berpikiran bahwa baju saya itu akan saya
sedekahkan ke orang lain ataupun untuk adik saya sendiri nantinya. Setelah
selesai coret mencoret baju, mereka semua langsung pergi pawai keliling kota
dan bergabung dengan anak – anak dari SMP lainnya.
Setelah pengumuman UAN berlalu, Kami
membuat acara perpisahan seperti biasanya. Saat itu kami hanya mengurus atau
meng-handle bagian dekorasi dan tata
pentas. Sebagian untuk konsumsi di-handle
sama Mama saya, karena seperti biasanya pihak sekolah mempercayai Mama saya
untuk mengatur masalah konsumsi.
Seluruh siswa yang hadir merasa
bahagia dan sedikit haru serta bertanya – tanya “kok waktu SMP ini cepat
berlalu ya?”, kata – kata itulah yang sering terucap. Saat acara dimulai kami
semua antusias mengikuti dan terlihat heboh dan tidak terlalu monoton.
Saya selaku perwakilan kelas IX (
kelas 3) diminta untuk menyampaikan kata – kata perpisahan kepada seluruh
keluarga besar SMPN. 3 dan itulah merupakan tampilan saya terakhir disekolah
dan berakhirlah masa – masa penuh kenangan di SMP.
Berawal pada pertengahan tahun
2008, saya mulai memasuki ruang lingkup putih abu-abu. Orang – orang banyak
bilang katanya bahwa masa SMA adalah masa yang dimana penuh dengan kenang –
kenangan dan sulit untuk dilupakan. Nah, saya ingin membuktikan apa yang
dikatakan orang – orang tersebut, apakah benar atau salah?
Ketika tamat dari SMP, saya
berlainan arah dari sebagian besar teman – teman saya untuk melanjutkan jenjang
pendidikan berikutnya. Sebagian besar teman – teman saya masuk ke SMA yang
terkenal dan bisa dibilang SMA favorit saat itu, yaitu SMAN. 1 Selatpanjang.
Namun, saya ingin masuk ke SMAN. 3 Selatpanjang, mendengar itu teman – teman
saya bilang kepada saya “Yogi, kenapa mau masuk ke SMA 3, kan itu SMA buangan, paket, dan terpencil (SMA yang
menjadi tempat buangan dari sekolah lain, tempat berkumpulnya anak-anak yang
lulus paket – C dan terpencil), memang saat itu SMA 3 itu terkenal seperti yang
dikatakan teman – teman saya tersebut. Dan dengan tenangnya saya menjawab
“Eehh,, sebenarnya semua sekolah itu sama, ada guru, ada siswa, pelajarannya
juga sama, yang membedakannya sekarang adalah diri kita sendiri, apakah kita
mau belajar dan SMA 3 itu letaknya dekat dari rumah saya dan tidak terpencil”.
Mendengar itu mereka hanya tersenyum.
Pada awal pendaftaran dan pertama
kalinya saya ke SMAN. 3, saya merasakan hawa yang baru yang dimana SMA 3 ini
memiliki pohon – pohon besar yang rindang setiap depan halaman kelasnya. Dan
begitu luasnya lapangan bola kakinya, serta setiap bangunan ruangan kelas dan
kantor hanya satu jalur saja jalannya.
Setelah proses pendaftaran
berakhir, kami siswa baru dikumpulkan untuk mengikuti pembukaan MOS (Masa
Orientasi Sekolah), saat itu saya dipilih sebagai pengerek bendera untuk
upacara perdana besok harinya. Dan sebenarnya saya sangat suka bertugas sebagai
pengerek bendera karena dari SD – SMP saya selalu bertugas sebagai pengerek
bendera saat upacara. Selain itu, kami disuruh untuk memakai pakaian putih –
hitam, kalung petai dan gula –gula, memakai sepatu hitam dengan menggunakan
tali rafia, bet nama dan topi kerucut.
Keesokan harinya, kami memulai
upacara perdana dan dilihat seluruh siswa dan guru – guru yang ada. Saya benar
– benar merasa gugup karena baru pertama kalinya melaksanakan upacara bendera
di tempat yang baru. Namun, Alhamdulillah upacara kami lancar. Setelah upacara,
kami diberikan waktu istirahat dan disuruh untuk berkumpul dilapangan. Pagi itu
kami semua dibariskan dilapangan dengan keadaan cuaca yang cukup panas. Saat
itu kami diberikan arahan – arahan untuk mengikuti MOS itu dengan baik dan
ikuti aturan mainnya.
Hari itu kami Cuma hanya disuruh
kesana – kemari untuk memperkenalkan diri serta mencari nama guru – guru bidang
studi sekaligus minta tanda tangan mereka.
Keesokan harinya, kami disuruh
memakai baju olahraga dengan bawahan celana training. Setelah dikumpulkan, kami
dibagikan dalam beberapa kelompok dan memiliki masing – masing kakak senior.
Mereka mengajarkan kami tentang baris berbaris dan siapa yang salah akan dihukum
dengan berbagai hukuman baik itu push up,
sit up, dimarah – marah dan dibentak – bentak.
Siangnya, kami dikumpulkan dan
masuk kekelas untuk diospek kembali.
Disana kami diberikan sesuatu permainan dan siapa yang salah dan siapa yang
ditunjuk wajib melakukan aapa yang disuruh kakak – kakak senior.
Pada masa MOS inilah saya
mengenal seorang wanita yang saat itu menjabat ketua Osisnya dan kami akrab
serta saling pulang bareng setelah acara MOS selesai. Dengan keakraban itu kami
menjalin hubungan, namun hubungan itu hanya sebentar dan bertahan selama 3 hari
dikarenakan wanita itu tidak memiliki kejujuran yang baik.
Setelah mulai semester pertama,
saya duduk disamping seorang wanita, dan ternyata wanita ini teman saya waktu
SD dulu, namanya Rina. Dikarenakan saya sakit sebelum masuk, sehingga saya
telat untuk memilih tempat duduk. Semester pertama saya dan teman – teman satu
kelas masih sedikit canggung dan belum terbiasa. Setelah beberapa minggu
bersama, barulah kami saling mulai akarab satu sama lainnya, saling ngobrol
bareng dan melakukan kegiatan – kegiatan lainnya. Saat itu, saya terpilih
menjadi ketua kelas dan sudah kewajiban saya untuk akrab kepada seluruh teman –
teman sekelas.
Pada pertengahan semester
pertama, saya mengenal seorang wanita dan wanita itu sekelas sama saya, namanya
Lela. Lela ini orangnya sedikit pendek dari saya dan merupakan peranakan orang
Bangkinang. Setelah kami sering bersama, terjalinlah hubungan special diantara
kami.
Pada awalnya, semua teman – teman
sekelas belum mengetahui hubungan kami, namun beberapa lama kemudian tiba –
tiba saja mereka mengetahui hubungan kami dan sedikit heboh hingga seluruh
kelas yang ada.
Hubungan kami berjalan dengan
lancar dan bisa dikatakan tidak memiliki masalah, namun pada suatu malam, tiba
– tiba dia mengirimkan sms kepada saya dan mengatakan putus kepada saya. Saat
itu saya benar – benar panik dan kaget karena tanpa permasalahan tiba – tiba
saja membuat pernyataan seperti itu. Ketika saya menanyakan apa masalahnya, dia
tidak mau mengutarakannya dan tetap bersikeras untuk memutuskan hubungan. Dan
sekali lagi saya tidak bisa memaksa kehendak dia, dan menerima apa adanya
walaupun benar – benar kecewa. Hubungan kami berakhir selama 3 bulan.
Setelah kejadian itu, saya
sedikit kecewa kepada wanita dan mengurungkan niat untuk menjalin hubungan
kembali kepada sesiapapun. Sehingga berakhirlah semester pertama.
Tidak terasa 1 semester sudah
dilalui, begitu banyak hal – hal yang baru dimiliki dan dipelajari. Begitu juga
hal asmara, setelah putus dari Lela, saya mengurungkan niat untuk menjalin
hubungan lagi, namun niat itu hanya bertahan sekitar lebih kurang 3 bulan. Saat
mulai semester 2, saya sebagai ketua kelas selalu mengambil buku pelajaran
dikantor majelis guru dan sering melewati kelas XI Alam (kelas 2 IPA SMA),
setiap saya melewati kelas itu, saya selalu memandangi kakak kelas, dia duduk
dipojok paling kiri dan mudah dilihat kalau setiap melewati kelasnya. Setiap
saya melewati kelasnya, kami selalu pandang satu sama lain dan saling tersenyum
Beberapa hari berlalu, dan saya
mendapat informasi bahwa kakak yang selalu tersenyum itu namanya Kak Ipit, dan
ketika jam istirahat ternyata dia sudah pulang, dan saat itu dia lagi bersama
temannya duduk dibawah pohon tepat berada depan kelas saya, dan tanpa saya sadari
dan penuh keberanian, saya memanggilnya. Dan tanpa disangka ia mendatangi saya
dan bertanya
Kak Ipit : “Ada
apa?”
Saya : “Eemm,,udah
pulang ya kak?”
Kak Ipit : “Iya,
ni bentar lagi mau pulang.”
Saya : “Kok
cepat pulangnya kak?”
Kak Ipit : “hehe,,enak
ya, kami g’ da guru lagi yang masuk.”
Saya : “Owh, oiya kak,
boleh minta no hpnya g’?
Kak Ipit : “boleh, minta no hp gie ja ya,nanti kak sms”.
Kak Ipit : “boleh, minta no hp gie ja ya,nanti kak sms”.
Nah, itulah permulaan saya
berkenalan sama Kak Ipit dan ketika saya pulang sekolah, tidak berapa lama ada
sms yang masuk dan ternyata itu Kak Ipit. Saya merasa bahagia dan dengan sering
– sering sms, kami mulai tambah akrab dan disekolah sering jumpa dan duduk
bareng, sehinga pada akhirnya kami menjalin hubungan yang lebihh spesial dan
ini kali pertama saya menjalin hubungan dengan kakak tingkat.
Kami menjalin hubungan dengan
baik dan akibatnya saya belajar kedewasaan dalam menghadapi segala permasalahan
dan kami selalu bersama dan suka sharing antara satu dan lainnya. Hubungan kami
ini diketahui sama kedua orang tua, dan biasanya saya selalu kerumahnya untuk
ngobrol bareng bersama kedua orang tuanya dan bisa dikatakan kami jarang jalan
– jalan keliling kota, palingan cuma sebentar.
Kami pernah bersama mengikuti
lomba olimpiade matematika yang diadakan oleh Universitas Riau untuk seleksi
tingkat kabupaten dan hasilnya masih belum bisa membanggakan, namun saya bangga
bisa bersama – sama mengikuti perlombaan tersebut.
Dia orangnya pintar dan selalu
mendapatkan juara 1 dikelasnya. Kami juga saling bantu membantu apabila ada
tugas yang sulit untuk diselesaikan. Hubungan kami mulai diketahui hingga satu sekolah
dan tidak tahu kapan berita itu menyebar.
Hubungan ini masih terjaga hingga
sekarang dan kalau dihitung sudah sekitar 3 tahun kami menjalani hubungan ini.
Saat dia berpisah dan melanjutkan kuliah, saya sedikit berat untuk berpisah,
namun dengan kedewasaan yang saya miliki saya bisa melepaskan dia pergi dan
berdoa supaya suatu sat nanti kita bisa bersama kembali.
Alhamdulillah, akhirnya sekarang
kami bisa berjumpa kembali dan kuliah pada universitas yang sama yaitu
Universitas Riau, hanya saja dia berada di Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) di jurusan Matematika sedangkan saya di Fakultas
Perikanan jurusan Budidaya Perairan.
Eeiitss,,cukup sampai disitu saja
dulu kisah asmaranya, kembali lagi ke SMA, ketika saya masih kelas 1 semester
2, saya terjun kedunia organisasi yaitu Osis dan Rohis. Dalam Osis saya awalnya
menjabat sebagai ketua bidang pendidikan dan Rohis saya menjabat sebagai
anggota bidang pendidikan juga. Disana saya dapat belajar lebih aktif tentang
organisasi dan sering mengikuti – mengikuti acara diluar.
Setelah saya naik kelas 2, ada
pemilihan ketua Rohis saat itu, saya ditunjuk untuk jadi calonnya, namun saya
menolak dengan alasan saya belum siap untuk menjadi ketua Rohis. Dan akhirnya
saya Cuma menjabat sebagai ketua bidang pendidikan di Rohis.
Beberapa hari kemudian,
tersebarlah pengumuman bahwa Osis lama sebentar lagi akan habis masa bakti
kerjanya dan akan diganti dengan Osis yang baru. BaLon (Bakal Calon) akan
diambil setiap kelas 2 orang perwakilan Pa dan Pi yaitu ketua kelas dan
sekretaris. Dengan secara kebetulan saya mencalonkan diri untuk menjadi ketua
Osis saat itu, dan pada hari yang ditentukan, kami semua sebagai BaLon harus
menyampaikan visi dan misi serta akan diuji oleh beberapa guru, anggota Osis
yang lama dan siswa yang hadir saat itu. Alhamdulillah saya lancar dalam
menjawab semua pertanyaan yang diajukan dan mendapat tepuk tangan meriah saat
menyampaikan visi dan misi dengan waktu yang diberikan 3 menit.
Pada saat pemungutan suara, saya
menang telak atas calon – calon yang lain dengan memimpin suara terbanyak saat
itu. Saya tidak membayangkan bahwa saya dipercayai teman – teman dan kakak –
kakak senior untuk menjabat sebagai ketua Osis saat itu. Dengan keputusan yang
sah dan disetujui oleh seluruh yang hadir, maka diangkatlah saya sebagai ketua
Osis dan sekaligus pengangkatan ketua – ketua bagian dalam pengorganisasian
saya.
Saya bangga dan bahagia, karena
bisa menjadi Ketua Osis pilihan teman – teman disekolah saat itu dan ketika itu
saya berjanji untuk mengenalkan SMAN. 3 sebenarnya bukan menurut tanggapan yang
“kotor” seperti orang – orang bilang. Singkat cerita, Alhamdulillah sedikit
banyak saya dan teman – teman yang lain dapat merubah paradigma pemikiran orang
– orang tentang SMA 3 dengan mengikuti acara – acara ataupun perlombaan –
perlombaan dan saya pernah membukakan diri SMA 3 untuk bergabung dan bersatu
dengan Osis – Osis SMA yang ada di Selatpanjang dengan nama JARKOM (Jaringan
Komunikasi Osis) se- Tebing Tinggi. Dan Alhamdulillah saya masih dipercayai
oleh teman – teman dari sekolah lain untuk menjadi ketua umum dari organisasi
tersebut.
Namun sayang, organisasi tersebut
hanya berjalan sebentar, karena organisasi itu terbentuk saat kami sudah kelas
3 SMA yang saat itu sangat sibuk untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UAN.
Selain itu juga, prestasi yang
membanggakan lainnya adalah pernah mengikuti lomba Olimpiade Matematika yang
ditaja oleh Universitas Riau 3x (gagal), Olimpiade Sains Nasional bidang
Matematika (juara 3 tingkat kabupaten, mengikuti seleksi berikutnya ditingkat propinsi,
namun gagal), juara 1 setiap semesternya dan pernah menjadi juara umum 1 akhir
semester 4 dan juara umum 2 akhir semester 6 dan prestasi yang tidak bisa saya
lupakan adalah saya lulus seleksi JENESYS yaitu sebuah program pemerintah yang
berwuud pertukaran pelajar Indonesia – Jepang dan Alhamdulillah saya bisa
membawa nama Kabupaten untuk lulus 10 besar ditingkat provinsi, walaupun tidak
dapat lulus ke Jepang, namun saya bangga bisa membuat nama baik daerah dan
sekolah saya.
Pada akhir semester 6, kami
dihadapi oleh UN (Ujian Nasional) dan Alhamdulillah pada akhir pengumuman
kelulusan angkatan saya lulus semua dan kami bersuhud syukur saat itu
dilapangan.
Semua teman – teman saya mencoret
bajunya, namun saya melarikan diri dan tidak mau mencoret – coret. Setelah
selesai mencoret – coret dan bersalam – salaman sama guru, mereka semua pergi
merayakan kelulusan mereka dengan pawai menggunakan sepeda motor. Hari itu,
Selatpanjang penuh dengan motor – motor siswa yang lulus.
Namun saya berbeda dari teman –
teman yang lain, saya langsung pulang menemui kedua orang tua dan melihatkan
hasil kelulusan saya, mereka merasa bersyukur dan mengucapkan selamat kepada
saya. Setelah itu, kami sekeluarga pergi ke rumah makan untuk merayakan
kelulusan saya.
Saya saat itu merasa sangat
bahagia sekali karena bisa berbagi kebahagiaan yang saya miliki kepada orang –
orang yang saya sayangi dan saya tidak merasa rugi tidak ikut pawai dan coret –
coret seperti teman – teman yang lain.
Sewaktu SMA, saya berpikiran
untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya yaitu kuliah. Oleh karena itu,
saya sempat mendaftar untuk menjadi mahasiswa undangan dengan program PBUD
(Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dengan persyaratan nilai dari setiap semester
terus mengalami peningkatan. Selain itu persyaratan lainnya adalah apabila
siswa dinyatakan lulus PBUD, maka harus mengambilnya dan mengikuti pendaftaran
selanjutnya. Apabila tidak mendaftar ulang maka pihak sekolah akan dikenakan
diskualifikasi tidak ada PBUD selama 2 tahun.
Nah, saat menunggu pengumuman via
internet, Alhamdulillah saya lulus PBUD di jurusan Budidaya Perairan, sebelumnya
pada pemilihan jurusan ada 2 jurusan yang saya ambil pilihan pertama Budidaya
Perairan dan pilihan kedua Teknik Sipil.
Melihat pengumuman ini, saya
sangat bahagia karena saya bisa lulus masuk universitas tanpa tes. Lalu saya
memberitahukan kepada kedua orang tua saya, dan mempersiapkan segala
perlengkapan – perlengkapan administrasinya. Setelah semuanya selesai, saya
pergi kesekolah saya untuk memberitahukan kabar kelulusan ini dan mengucapkan
terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengurus segala administrasi dan
persyaratan untuk PBUD itu.
Keesokan harinya kami sekeluarga
berangkat ke Pekanbaru dan setelah sampai kami menginap di hotel untuk
istirahat. Selain itu juga, kebetulan tetangga saya dikampung kuliah juga
disini dan memiliki rumah kos, dan rencana saya tinggal dikos itu untuk
sementara.
Pagipun
tiba, saya dan keluarga pergi ke salah satu bank untuk melakukan pembayaran
segala administrasi. Setelah selesai segala pembayaran, kami menuju ke kos
tetangga saya yaitu dijalan Rimbo Panjang Perumahan Paradise (belakang UIN
Suska Riau).
Setelah
sampai dirumah kos, kami istirahat sebentar dan saling berbicara tentang rumah
tersebut baik itu masalah listrik, air, lingkungan sekitar dan lainnya.
Kemudian,
setelah istirahat kedua orang tua saya meninggalkan saya dirumah kos itu dan
berpesan belajar baik – baik dan buatlah bangga orang tua.
Semenjak
itu, saya mulai hidup mandiri dan jauh dari orang tua. Waktu itu saya masih
mengikuti program matrikulasi untuk mahasiswa PBUD selama sekitar kurang lebih
4 Bulan. Matrikulasi merupakan kuliah perdana pengganti ujian masuk bagi
mahasiswa PBUD. Saat itu kami gabung dengan mahasiswa Keperawatan karena mata
kuliah pokok yang kami ambil itu sama yaitu Biologi dan Kimia.
Singkat
cerita, setelah selesai dari matrikulasi, kami mendaftar ulang ke masing –
masing fakultas untuk memulai proses perkuliahan semester pertama. Sebelum
memulai semester pertama kami mengikuti sebuah acara yang bertujuan untuk
mengenal fakultas dan aturan – aturan yang berlaku yang dinamakan PKA
(Pengenalan Kampus Akademik). Saat itu kami gabung semuanya baik itu jalur
PBUD, Lokal maupun mandiri. Dan itu semua merupakan gabungan dari berbagai
jurusan yang terdapat dalam Fakultas Perikanan.
Acaranya
dilakukan didalam ruangan karena cuaca hari itu hujan deras. Acaranya cukup
menarik dan menghibur serta mendidik bagi mahasiswa – mahasiswa baru, mulai
dari perkenalan fakultas, terus masing – masing jurusan dan UKM – UKM (Unit
Kegiatan Mahasiswa) yang ada difakultas.
Selain itu juga, terakhir ada
acara olahraga dan perkenalan masing – masing UKM, kami dihandle sama HIMA (Himpunan Mahasiswa) Budidaya yaitu Aquaculture,
kami disana dilatih kekompakan dan pengenalan pertama dengan ikan lele dan
belut. Hehehe
Setelah
acara pengenalan kampus dan bermain, saatnya kami mengadakan pemilihan Ketua
Tingkat Budidaya Perairan 2011, nantinya yang terpilih sebagai ketua, ia akan
menjadi wakil kelasnya dalam mendapatkan informasi – informasi ataupun yang
lainnya. Saat itu yang menjadi calonnya adalah saya, Fadhlur Rahman, Edward
Nababan, Syarbaini dan Rudi Hartawan Rambe.
Setelah masing – masing kandidat menyampaikan visi dan misinya, saatnya
pemungutan suara dimulai dan Alhamdulillah saya terpilih menjadi Ketua Tingkat
dan jabatan ini tidak bisa dirubah selama masih aktif kuliah.
Pada pertengahan semester pertama perkuliahan, kami mengikuti sebuah
kegiatan rutin setiap tahunnya yang diadakan oleh Hima Aquaculture untuk
mahasiswa yang baru yaitu KIJA (Kajian Ilmiah Jurusan Aquaculture) yang dimana
acara ini bertujuan mempererat tali silaturahmi dan merupakan sebuah kajian
ilmiah sesuai jurusan yang diambil. KIJA ini diadakan di Koto Masjid, Kabupaten
Kampar selama 3 hari. Kajian – kajian ilmiah yang kami lakukan disana adalah
cara membedakan jenis kelamin ikan, cara menyuntik ikan dan membedahkan ikan
untuk mempelajari struktur anatomi ikan serta pengambilan hipofisa (sejenis hormon perangsang untuk pematangan gonad yang
diambil dibagian otak ikan mas).
Dikegiatan
ini kami banyak mendapatkan ilmu baru mengenai jurusan yang kami ambil dan kami
merasa seperti liburan yang sangat menyenangkan dengan pergi kesuatu daerah
yang belum pernah ditempuh dan pengalaman yang sangat berarti dan sangat
bermanfaat.
Nah, inilah 6 dunia kehidupan
yang saya alami dari masa ke masa, begitu banyak rintangan, kesedihan dan
kebahagiaan yang saya rasakan. Namun semua itu merupakan bumbu – bumbu
kehidupan yang harus saya lewati untuk mencapai sebuah kedewasaan yang matang
serta memberikan pelajaran bagi saya untuk menghargai sebuah kehidupan.
Kata demi kata telah terlukiskan pada lembaran
– lembaran kertas ini dan memori – memori masa lalu mulai teringat kembali
untuk bernostalgia dan menjadikan sebagai pengajar untuk kedepannya lebih baik.
semoga lukisan - lukisan cerita
ini membuat efek kesenangan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca sekalian.
*** THE END ***
0 komentar:
Post a Comment