Waktu & Tanggal

Powered by Blogger.

About this Blog

Blog ini berisi seputar informasi dan ilmu pengetahuan

Daftar Isi Blog

Contoh Cerita Bibilografi


Nama saya Yogie Purnama Hadi. Saya dilahirkan dari pasangan yang berbahagia Taufiek dan Evy Suryanti pada tanggal 27 Mei 1994 disebuah pulau yang bernama Selatpanjang. Papa (sebutan ayah saya) bekerja sebagai Wiraswasta dan Mama (sebutan ibu saya) bekerja sebagai Pegawai Negeri / Guru disebuah sekolah menengah pertama  di kota selatpanjang.
Saya adalah anak pertama dan saat ini memiliki 4 (empat) orang saudara kandung yang terdiri dari 3 (tiga) orang laki – laki dan 1 (satu) perempuan, yang bernama :
1.      Bagaskara Dwi Wardhani, umur 14 Tahun kelas I (satu) SMA.
2.      Triawan Ade Nugraha, umur 12 Tahun Kelas I (satu) SMP.
3.      Izra Tasyha Ardhya, umur 10 Tahun kelas VI (enam) SD.
4.      Muhammad Taufan Al Amin, umur 3 Tahun.


Masa Kecil ku. . .
            Berdasarkan cerita dari kedua orang tua saya, pada saat itu tanggal 27 Mei 1994 tepat pukul 05.25 subuh, saya dilahirkan disebuah rumah panggung sederhana berdapurkan lantai, disisi kiri rumah dihuni oleh semak belukar dan disisi kanan rumah terdapat pohon jambu air yang besar serta terdapat rumah tetangga disampingnya.
Disaat sebelum saya lahir, semua keluarga besar baik dari keluarga Papa dan keluarga Mama datang menjenguk kerumah. Semuanya datang dengan memberikan do’a dan support (semangat) kepada keluarga kami. Alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT dan kerja keras Mama, Bidan serta Bidan Kampung akhirnya saya dilahirkan ke dunia ini dengan selamat dan sehat wal’afiat.
Setelah beberapa hari kelahiran saya, kedua orang tua saya membuat acara syukuran serta aqiqah dengan mengundang anak yatim – piatu ke rumah serta memberikan santunan kepada mereka. Saat aqiqah berlangsung, saya diberikan nama oleh orang tua “Yogie Purnama Hadi” yang artinya satu persatu “Yogie” adalah nama salah satu menteri Indonesia yang saat itu sedang bertugas yaitu “Yogie S.Memet”, dan “Purnama” merupakan suatu kejadian alam saat saya lahir saat itu, yaitu pada bulan purnama, serta “Hadi” merupakan kata pengganti “Haji” yang dimana waktu saya lahir bertepatan dengan hari raya haji (Idul Adha).
Berdasarkan keterangan diatas bahwa “Yogie = Seorang pemimpin”, “Purnama = Sesuatu cahaya yang menerangi “ dan “Hadi = Hari yang penuh pengorbanan dan keikhlasan”, jadi dapat ditarik kesimpulan dari nama saya adalah “Seorang pemimpin yang memberikan cahaya (kebaikan) dengan penuh pengorbanan dan keikhlasan” itu menurut saya, hehehe.. Amin !!!

            Pada Umur 4 tahun, saya baru mengenal apa itu sekolah. Saat itu saya disekolahkan ke salah satu Taman Kanak – Kanak di kota Selatpanjang yaitu TK. Adhyaksa. Untuk masa – masa awal, saya sangat minder untuk bergaul dan sering menangis dikala ditinggal pergi sama Papa dan Mama, karena saat itu kedua orang tua saya mau pergi bekerja dan mengajar. Nah, untuk menenangkan saya dikala menangis, saya masih ingat kalau tidak salah guru di TK tersebut (maaf lupa namanya) sering membujuk saya dengan membuka tas yang saya bawa, terus dia bilang “Iiihh,,banyaknya makanan yogie, enak nih.., ada mie goreng dan teh, kita makan yuk, ini kawan – kawan yogie disebelah lagi makan semua, nanti setelah makan baru kita belajar dan bermain yah,,” selain itu juga biasanya ibu guru itu langsung membawa saya bermain didalam bersama teman – teman yang lain. Nah, dengan cara itu saya tidak akan menangis lagi. Eemm,, saya ingat permainan yang paling saya sukai pada waktu di TK adalah Lilin warna warni, Ayunan, kuda – kudaan, prosotan dan komedi putar yang kecil.
            Setelah jam pulang sekolah, biasanya Atuk saya yang sering menjemput saya karena kedua orang tua saya masih bekerja. Saya kagum dengan Atuk saya ini, karena dia rajin menjemput saya dengan sepeda federalnya yang tinggi dan dikhususkan untuk tempat duduk saya didepan ataupun dibelakang dengan bantal kecil, supaya empuk saya mendudukinya. Kejadian seperti ini berlanjut hingga saya kelas 2 SD. Biasanya setiap pagi minggu Atuk saya sering membawa saya jalan – jalan pagi dengan sepedanya dan akhirnya nongkrong di kedai kopi untuk sarapan, kami biasanya memesan teh panas dan Kueh Cake (baca : ca-ke) dan telur separuh masak/matang.
            Sebenarnya masa kecil saya lebih sering dirumah Atuk dan Nenek daripada rumah sendiri karena saat itu kedua adik saya ( Bagas dan Triawan) dilahirkan ditempat yang sama dan waktu yang berbeda dirumah Atuk dan Nenek tersebut yaitu pada tanggal 21 Juni 1997 dan 05 September 1999. Sehingga kami sekeluarga tinggal disana untuk sementara.
            Akibat sering tinggal dirumah Atuk dan Nenek, saya memiliki teman sepermainan yang ramai, baik sebaya ataupun diatas umur dari saya. Biasanya kami mulai bermain setiap sore setelah ashar sampai hampir maghrib baru selesai. Dan biasanya kami bermain Suruk Benteng (Petak Umpet), Congkak (Patok Lele), Selengket (Engklet), Guli (Kelereng), Cak Gon Chi, Bola Kaki, Bola Kasti, Layangan, dan masih banyak sebenarnya lagi permainan tradisional yang kami mainkan.

Masa Putih Merah (Sekolah Dasar)
            Saya masuk sekolah dasar saat umur 5 tahun di Sekolah Dasar negeri 095 atau dulu sering disebut “sekolah tingkat” (karena sekolahnya bertingkat) dan sekarang sekolah itu berganti nama menjadi Sekolah Dasar Negeri 033.
            Disini saya memiliki teman yang akrab, namanya S. Mukallah. Dia berasal dari daerah kepulauan jauh di Kepulauan Riau yaitu Daik Lingga. Dia seorang laki – laki yang memiliki kulit yang putih dan mata yang hampir sipit (seperti mata orang korea) dan memiliki tinggi kira – kira sekitar 1,45 meter (waktu dulu). Saya mulai akrab sama dia saat kelas 3 SD karena saya sering duduk sebangku dengannya. Dan jika saat keluar main (istirahat) biasanya saya diajak sama dia untuk kerumahnya karena rumahnya tidak jauh dari sekolah dan sekolah saat itu waktu jam istirahatnya cukup lama sekitar 30 menit. Dirumahnya saya diajarkan bagaimana hidup sederhana dan dia orang yang sangat rajin dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Saya ingat, dengan dia-lah saya pernah memakan belalang,  saat itu kami sedang berjalan dan tiba – tiba melihat belalang, langsung dia tangkap dan membakarnya, saat itu saya agak jijik mau memakannya, namun karena dipaksa saya akhirnya mencoba dan ternyata rasanya, Wow,,enak sekali seperti rasa ayam panggang. Hehe ibaratnya…
            Eeemmm,,mungkin kejadian yang satu ini tidak perlu diikuti, saya dulu pernah bertengkar sama teman sekelas saya yang bernama Uun Hidayat. Hehe,,kalau dipikir – pikir lucu juga, hanya karena bermula dari hal yang kecil dan sepele yaitu ejekan. Sebelumnya saya akan menceritakan latar belakang mengapa saya sampai bertengkar dengan Uun, waktu itu saya sedang digosipin dekat sama si Yolla Febriani Syahputri, yaitu seorang cewe yang menjadi primadona dalam kelas, Yolla panggilannya, dia ini orangnya putih, cantik, turunan minang, suara yang khas kecil dan memiliki belahan / garis dilehernya (seperti penyanyi dangdut Ikke Nurjanah). Nah, pada suatu pagi minggu, Yola dan teman – temannya menjemput saya kerumah untuk meraton / jalan pagi. Pada pagi itu,saya telat bangun, dan tiba – tiba kedua orang tua saya membangunkan saya kalau ada teman yang lagi nunggu saya didepan, langsunglah saya bergegas mempersiapkan diri dan keluar menemui mereka. Setelah lagi dijalan bersama mereka, rupanya kami melewati disamping rumahnya Uun, kebetulan Uun-nya lagi keluar dan melihat kami yang lagi asyik berjalan.
            Keesokan harinya, disekolah heboh tentang masalah ini dan mengatakan bahwa saya lagi dekat sama si Yola. Sebenarnya saya memang ada rasa juga sama Yola, tapi masih malu untuk mengungkapkannya. Nah, saat itu saya emosi dan bercampur malu karena sudah diejek terus menerus, kesabaran saya habis, langsung saya kejar si Uun dan mencekiknya dengan tangan dan lengan saya terus saya letakkan kepalanya diatas meja dan menghentakkan kepalanya dimeja tersebut. Dia tidak dapat berbuat apa – apa, semua teman – teman yang didalam kelas ketakutan dan sebagian ada yang melapor ke guru. Saat saya masih mencekik si Uun, datang temannya si Uun memberikan balsem (minyak angin) ke mata saya, sehingga pedih dan akhirnya saya lepaskan tangan saya pada leher si Uun, saya masih ingat orang yang meletakkan balsem (minyak angin) dimata saya itu, namanya Adi.
Setelah itu, Pak Bambang (nama salah seorang guru disekolah saya) datang menghampiri kami berdua, dan meleraikan kami, saat itu mata saya berkedip – kedip karena kepanasan. Didalam kelas, kami cuma ditanya dan dinasehati sama Pak Bambang untuk tidak saling bertengkar dan akhirnya kami bersalaman kembali. Dan saya disuruh pergi ke Wc untuk mencuci muka. Namun, maaf itu hanya bersifat sementara, ternyata Uun masih dendam terhadap saya. Pada saat pulang sekolah, setelah mengambil sepeda di parkiran, saya langsung dikejar sama si Uun dengan membawa batu ditangannya. Untung saja saat itu saya membawa sepeda dengan laju dan batu tersebut dilemparnya, namun hanya mengenai bagian bawah sepeda. Saya memang bersyukur pada saat itu. Keesokan harinya kami sudah mulai tidak bermusuhan lagi dan berteman seperti biasanya.
Kejadian ini merupakan kejadian yang pertama kali saya bertengkar dan berharap jangan ada lagi pertengkaran yang terjadi.
Saya masih ingat, saat itu tanggal 27 Mei 2004, pagi itu disekolah teman – teman semua menjauhi dan diam kepada saya. Saya tidak mengerti dan merasa aneh saat itu. Saya bertanya satu malah teman saya jawab satu juga.
Nah, pada waktu jam pulang sekolah, semua teman – teman sekelas mengepung saya dengan cara mengelilingi dan saya berada ditengah, tiba – tiba semuanya mengeluarkan telur tembelang (busuk) dan belau serta tepung, lalu melemparkan keseluruh badan saya dan hasilnya, Wwwuueekkk, saya berlumuran dengan telur, belau dan tepung serta baunya busuk sekali. Semuanya tertawa melihat tingkah saya dan meminta maaf atas perbuatan mereka serta yang menyenangkan adalah mereka saling bergantian mengucap selamat ulang tahun dan peduli saya. Hehehe..wajar ketua kelas.
Setelah kejadian itu, saya langsung pulang kerumah dengan berlumuran telur, belau dan tepung walaupun hanya tinggal sedikit karena sudah dicuci sebelumnya disekolah, namun baunya yang menyengat masih terasa.
Sesampainya dirumah, semua keluarga saya tertawa melihat apa yang terjadi pada saya dan mereka menyuruh saya untuk mandi. Lalu, saat lagi asyik – asyiknya mandi, Paman saya masuk ke kamar mandi dan melempar telur lagi ke kepala saya, pada saat itu saya kaget dan tidak dapat berbuat apa – apa. Saya pasrah dan hanya menggerutu sedikit.
Pada akhir semester kelas 6, kami dihadapi dengan Ujian Nasional atau dulu disebut dengan EBTANAS. Saat itu kami mulai serius dalam belajar dan mulai memiliki teman – teman kelompok untuk belajar bersama, selain itu juga dari pihak sekolah memberikan jam tambahan untuk menambah studi pelajaran yang akan di UAN-kan.
Setelah melewati UAN, kami semua menunggu keputusan lulus dan tidak lulusnya. Saat pengumuman tiba, Alhamdulillah kami semua lulus dan terakhir saya mendapatkan rangking 7 didalam kelas tersebut, saat itu saya merasa bersyukur sekali karena setelah belajar cukup lama 6 tahun akhirnya mendapatkan kelulusan yang baik.
Kemudian, kami mengadakan acara perpisahan yang dimana acara ini sangat mengharukan, karena masa kanak – kanak yang penuh canda tawa riang gembira akan berakhir. Ketika itu saya menangis saat bersalam – salaman kepada guru – guru dan teman – teman, begitu juga teman – teman saya yang lain.
Kenangan itulah yang membuat saya teringat pada masa lalu dan permasalahan bersama Yola, berakhir juga sampai disitu tanpa ada komunikasi lebih lanjut. Dan terakhir saya dapat kabar bahwa dia sudah pindah ke Padang tepatnya di Sawah Lunto.

Masa Putih – Biru (Sekolah Menengah Pertama)
Setelah saya tamat SD, saat itu saya masih berumur 11 tahun, saya diberikan wewenang oleh kedua orang tua saya untuk menentukan sendiri pilihan untuk masuk ke jenjang pendidikan berikutnya atau SMP. Saat itu sebagian besar teman saya yang ada di SD masuk ke SMP yang terkenal di Selatpanjang saat itu, yaitu SMPN. 1. Nah, saat itu saya berseberangan aliran dengan mereka dan masuk ke SMPN. 3 yang statusnya masih dibawah SMPN. 1 itu (dalam bidang ketenarannya saja) hehehe.
Di SMPN. 3 inilah Mama saya mengajar, karena Mama seorang guru Matematika disana. Maka dari itu, saya ingin sekolah di sana. Di sini, saya hanya memiliki sedikit cerita karena saya di SMP biasa – biasa saja, namun yang paling saya ingat adalah pertama kalinya gabung dalam organisasi disekolah. Saat itu saya masuk 2 (dua) organisasi sekaligus yaitu OSIS dan ROHIS (Rohani Islam). Dan paling membahagiakan adalah pada saat semester dua saya diangkat menjadi Ketua Osis dan Ketua Rohis pada tahun yang sama dengan tanggal yang berbeda. Disanalah saya mulai belajar dalam berorganisasi walaupun masih belum aktif – aktifnya saat itu.
Saat itu, saya tiba – tiba menjadi terkenal di SMP sendiri dan SMP – SMP tetangga karena menjadi ketua Osis dan Rohis tersebut. Saya pertama kali bisa dipilih karena menjadi ketua kelas dan syarat untuk menjadi ketua Osis itu diambil dari masing – masing ketua kelas dan 1 (satu) orang lagi perwakilan kelas. Nah, dengan kebetulan saya menjadi kandidat calonnya, dan tidak disangka hanya berpidato apa adanya saya bisa terpilih menjadi ketua Osis. Dalam organisasi ini saya hanya bisa mengikuti acara – acara yang sudah rutin dilaksanakan seperti menjadi pelaksana upacara bendera pada hari – hari tertentu, menjadi panutan bagi semua teman – teman dan menjadi anggota dalam mading sekolah, namun untuk hal – hal yang bersifat membuat suatu kegiatan masih belum berjalan, saya juga belum mengetahui apa alasannya.
Selain Osis, saya juga terpilih menjadi Ketua Rohis saat itu, kemarin itu tiba – tiba saja Pembina Rohis memujuk saya untuk menjadi calon ketua dengan alasan saya selalu ikut pengajian dan mengetahui seluk beluk organisasi Rohis itu.
Dengan berpikir sejenak, saya terima tawaran Pembina itu, dan tanpa mempersiapkan pidato, saya hanya berbicara spontan saja didepan dan sedikit kaku karena tidak ada persiapan, sempat terjadi kelucuan sedikit sehingga membuat teman – teman baik itu teman sebaya, kakak dan adik kelas tertawa.
Namun, berkat kerja keras menyampaikan pidato secara spontan dan apa adanya, saya terpilih menjadi Ketua Rohis saat itu. Jadi, dalam kurun waktu yang sama saya menyandang status 2 (dua) buah yaitu : Ketua Osis dan Ketua Rohis.
Dalam organisasi Rohis, saya sering mengikuti pengajian dan acara – acara seminar keislaman saat itu, dan sering tampil menyampaikan pidato disekolah setiap ada Hari Besar Islam. Berkat organisasi inilah mental saya terus diperbaiki dan proses berkomunikasi mulai membaik dan bertambah ilmu dalam organisasi walaupun itu sedikit.
Saya masih ingat, saa itu pertengahan semester 3 atau Kelas 2 SMP, kejadian yang pernah saya alami waktu SD terulang kembali. Saat itu sepulang sekolah, Telur, tepung dan belau menghiasi tubuh saya dan semua teman – teman mengerjai seraya berucap ‘Selamat Ulang Tahun Yogie”, karena saat itu tepat pada tanggal 27 Mei yang dimana hari itu adalah hari ulang tahun saya. Semuanya tertawa melihat saya seperti itu dan saya sedikit agak malu waktu itu. Mereka bilang bahwa prosesnya berjalan dengan lancar dan tepat sasaran.
Saat dalam perjalanan, orang – orang sekeliling melihat saya dengan senyum yang menghiasi diwajahnya, karena sekolah saya letaknya ditengah – tengah kota, jadi sudah sepantasnya saya terlihat aneh saat itu dan benar – benar merasa malu. Walaupun begitu, saya merasa bahagia karena teman – teman take care terhadap diri saya.
Eemm,,ngomong – ngomong masalah take care, ada salah seorang wanita yang pernah mengisi kehidupan saya waktu di SMP, namanya Maya Karlina. Dia adalah adik kelas saya dan mempunyai sifat tomboy. Kami bertemu pertama kali saat sama – sama mengikuti latihan senam dan selalu bertemu bersama. Mungkin dengan adanya kecocokan, maka kami jadian tidak lama setelah berjumpa. Saat itu saya masih kelas 2 dan dia kelas 1 SMP dalam SMP yang sama.
Kami menjalani hubungan baik – baik saja, bahkan kedua orang tua kami saling mengetahui dan memberikan izin kepada kami untuk menjalin hubungan. Dia adalah wanita yang pertama kali saya bawa jalan – jalan dengan menggunakan sepeda, kami have fun saja tanpa ada rasa malu. Sehingga setelah beberapa lama menunggu, orang tua saya memberikan izin untuk mengendarai sepeda motor, dan kami biasanya selalu jalan bareng menggunakan motor pada sore minggu keliling kota.
Hubungan kami bertahan selama 1 tahun 1 bulan, dan berakhir dengan hanya mementingkan ego sendiri, saat itu pas saya lagi try out pertama mendapatkan peringkat ke-4, namun pada waktu try out kedua nlai saya jatuh anjlok dan berniat untuk focus dalam belajar, sehingga saya jarang bersama dia dan hanya bertegur sapa seperti biasa saja kalau bertemu.
Akibat dari itu, dia merasa dicuekin dan tidak mendapat perhatian dari saya, tiba – tiba dia bertemu pada saya dan tanpa basa - basi dia memutuskan hubungan dan pergi begitu saja. Sementara saat itu saya kaget dan hanya bisa berkata “Oke, kalau itu maunya, mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi”. Dan saya sebagai lelaki tidak bisa memaksa dan menerima keputusan itu dengan sedikit kecewa dan berlapang dada.
Namun, permasalahan itu hanya sebentar dipikiran saya dan saya sudah menghiraukan dia lagi, karena saya tipe orang yang tidak mau bersedih – sedihan terlalu lama. Nah, begitulah sedikit cerita asmara yang saya miliki. Hehehe
Selain itu, ada sedikit cerita tentang prestasi yang saya raih saat SMP yang menjadikan kebanggan dan motivasi bagi saya, yaitu meraih juara 2 dikelas pada semester 1 dan 2, meraih juara 1 dikelas pada semester 3 – 6, pernah mengikuti lomba pidato Bahasa Inggris beberapa kali dan hasilnya cukup memuaskan dari Juara Harapan saat lomba antar sekolah dan juara 1 tingkat sekolah serta pernah mengikuti lomba Story Telling antar sekolah yaitu lomba berdongeng dengan menggunakan Bahasa Inggris, dan saat itu pertama kalinya saya membuat sebuah dongeng yang bertemakan tentang lingkungan sekitar dan Alhamdulillah hasilnya cukup bagus dan membanggakan dengan mendapatkan juara 2 saat itu.
Selain itu juga, hal yang membanggakan lainnya adalah pada saat saya kelas 3 SMP, saya dan teman – teman dari sekolah lain pernah mewakili kecamatan Tebing Tinggi (saat itu masih belum mekar jadi kabupaten) untuk berlomba Pidato Bahasa Inggris di tingkat Kabupaten (saat itu masih Kabupaten Bengkalis). Memang saat itu saya disekolah adalah salah satu siswa yang suka berbahasa inggris dan sudah terbiasa berpidato menggunakan bahasa inggris tersebut.
Setelah itu kami berangkat satu rombongan menuju ke Kabupaten Bengkalis dan perasaan saya bercampur antara terharu, takut / gugup dan bangga.
Sesampainya disana, kami dijemput oleh bus pemkab yang bertugas menjemput dan mengantarkan kami ke penginapan dan tempat perlombaan. Setelah sampai di penginapan, kami dibagi dalam beberapa kelompok untuk 1 kamar, saat itu saya satu kamar dengan kedua teman saya yang beragama Kristen yaitu Reiner (3 SMP) dan Hendika (6 SD) dan 1 guru pembimbing yang bernama Bapak Adam S.Ag.
Dalam satu kamar itu, kami sangat akrab dan tidak membedakan SARA saat itu, malahan saya sangat bangga melihat mereka berdua, karena sewaktu saya sholat mereka malah menghormati saya dengan berdiam diri serta tidak ribut dan terkadang melihat saya yang sedang sholat.
Malam harinya tiba, setelah sholat isya kami dijemput oleh bus yang bertugas untuk menuju ke tempat perlombaan yaitu di DIKLAT Kabupaten Bengkalis untuk mengikuti acara pembukaan serta pengambilan undian sekaligus penampilan undian tahap pertama.
Sesampainya disana, saya takjub akan mewahnya ruangan perlombaan tersebut yaitu sebuah ruangan aula yang berkapasitas besar dengan pentas / podium didepannya. Melihat itu saya sedikit agak gugup karena selama ini yang pernah saya mengikuti lomba hanya didepan kelas ataupun didepan lapangan basket / bulutangkis.
Pada saat pengundian, saya sedikit menghela napas karena saya mendapatkan undian tahap kedua yang akan tampil besok malamnya, sehingga saya bisa lebih menyiapkan mental serta mempelajari dari peserta – peserta yang tampil pada tahap pertama. Memang saat itu, jumlah peserta sangat ramai dan hampir memenuhi ruangan aula yang besar tersebut.
Keesokan harinya, saya mulai berlatih kembali didalam kamar penginapan bersama teman – teman yang saat itu mendapatkan undian tahap kedua juga. Kami berlatih sambil bermain dan lucunya kami membuat seperti sebuah acara, satu orang menjadi MC dan memanggil nama kami dan tampil berbicara dengan berdiri diatas kasur ataupun didepan kaca cermin. Selain itu juga guru pembimbing sekolah saya pernah mengajarkan bahwa “untuk melancarkan dan membiasakan pengucapan haruslah dilatih dengan membaca cepat teks pidato tersebut secara berulang – ulang dan secepat mungkin, sehingga lidah dan mulut sudah terbiasa akan kata demi kata pada teks tersebut”, maka dari itu saya terus berlatih dengan tips yang diajarkan oleh guru pembimbing itu dan hasilnya memang benar, kita sudah terbiasa malahan bisa ingat setiap kata demi kata pada teks pidato tersebut.
Malam yang mendebarkan akhirnya tiba, setelah beberapa peserta tampil, nomor undian saya dipanggil dan saat itu saya berdiri dan berdoa menuju ke pentas. Saat mata memandang ke penonton, gugup saya bertambah, namun dengan penuh ketenangan akhirnya saya bisa menyampaikan pidato saya mungkin walaupun agak  lurus / monoton, maklum baru pertama kalinya tampil ditempat dan penonton yang seperti itu, hehehe.
Setelah semua peserta menampilkan pidatonya, saatnya waktu pengumuman siapakah yang akan memenangkan lomba pidato tersebut, namun pengumuman tersebut akan diumumkan pada besok malamnya.
Keesokan harinya, setelah lelah dan berjuang dalam perlombaan, pada siang harinya kami diberikan kebebasan untuk pergi jalan – jalan dan shopping, walaupun dibengkalis belum ada Pusat Perbelanjaan yang megah seperti Mall, hehehe. Kami menaiki becak saat itu, jalan – jalan mengelilingi kota Bengkalis dan pergi kesebuah supermarket yang memiliki arena permainan seperti di timezone, dan bisa dikatakan disana memiliki timezone kecil. Setelah puas bermain, kami mulai hunting pakaian dan lain – lainya, terutama keripik khas Bengkalis yang sangat gurih dan enak sekali.
Singkat cerita, malam harinya telah tiba dan kami seperti biasa dijemput oleh bus dan langsung tancap gas untuk mendengar pengumuman sekaligus acara penutupan. Setelah sampai disana terlihat wajah – wajah yang santai yang tidak memiliki beban pikiran serta kegugupan, setelah masuk kedalam aula, kami semua berdebar dan penuh pertanyaan apakah kami akan menang?
Saat pengumuman dibacakan, suasana berubah menjadi hening dan penuh ketegangan dan Alhamdulillah teman saya yang satu kamar si Reiner mendapat juara harapan 1 dan untuk peserta wanitanya Si Agustina mendapatkan juara 3. Saya merasa bahagia dan sedikit kecewa, ternyata saya masih banyak kekurangannya dan perlu berlatih kembali.
Saat pulang ke penginapan, kami didalam bus bersuka ria karena perwakilan dari kecamatan bisa mendapatkan 2 (dua) juara sekaligus dan sesampainya dipenginapan kami mulai membuat acara kecil – kecilan diruang lobi dengan menghidangkan makanan serta minuman.
Keesokan harinya, kami bersiap – siap untuk pulang kembali ke Selatpanjang, dan saya sudah menyiapkan ole – ole untuk keluarga tercinta dirumah.
Berkat perlombaan itu, saya mulai mengumpulkan kekurangan – kekurangan yang saya miliki dan perlahan – lahan saya merubahnya untuk kedepannya lebih baik.
Pada akhir semester 6, kami dihadapi oleh Ujian Akhir Nasional (UAN) dan itu pertama kalinya bagi kami menjawab soal dengan menggunakan Lembaran Jawaban Komputer (LJK) atau dikenal dengan sistem melingkar.
Kami diberikan waktu tambahan untuk belajar baik itu kelompok disekolah maupun dirumah. Saat itu, untuk pelajaran Matematika pengajarnya adalah Mama saya sendiri, jadi setiap jam tambahan teman – teman semua disuruh datang kerumah saya untuk belajar bersama.
Singkat cerita, setelah UAN selesai, saatnya kami melihat hasil, apakah lulus atau tidak lulus?. Dan pada saat pengumuman akan dibacakan oleh guru, kami semuanya berdoa dan berharap bisa lulus semua. Ketika itu Ibu guru yang akan mengumumkan berbicara seperti ini “Hhhmmm…Sebelumnya ibu minta maaf kalau selama ini ada kesalahan dan sepertinya kelulusan tahun ini tidak baik”, mendengar itu kami semua menghela napas dan takut, namun ibu itu melanjutkan perkataannya “ tidak baik untuk ditangisi karena kalian sukses dan lulus semuanya”, mendengar itu kami semua bersyukur dan saling teriak dan membuat kelas heboh dan ricuh.
Tanpa pikir panjang semua teman – teman pergi keluar dan salam – salaman bersama guru yang ada dan tidak lupa saling mencoretkan baju dengan semprotan, namun saya tidak mau ikut acara teman – teman tersebut karena saya berpikiran bahwa baju saya itu akan saya sedekahkan ke orang lain ataupun untuk adik saya sendiri nantinya. Setelah selesai coret mencoret baju, mereka semua langsung pergi pawai keliling kota dan bergabung dengan anak – anak dari SMP lainnya.
Setelah pengumuman UAN berlalu, Kami membuat acara perpisahan seperti biasanya. Saat itu kami hanya mengurus atau meng-handle­ bagian dekorasi dan tata pentas. Sebagian untuk konsumsi di-­handle sama Mama saya, karena seperti biasanya pihak sekolah mempercayai Mama saya untuk mengatur masalah konsumsi.
Seluruh siswa yang hadir merasa bahagia dan sedikit haru serta bertanya – tanya “kok waktu SMP ini cepat berlalu ya?”, kata – kata itulah yang sering terucap. Saat acara dimulai kami semua antusias mengikuti dan terlihat heboh dan tidak terlalu monoton.
Saya selaku perwakilan kelas IX ( kelas 3) diminta untuk menyampaikan kata – kata perpisahan kepada seluruh keluarga besar SMPN. 3 dan itulah merupakan tampilan saya terakhir disekolah dan berakhirlah masa – masa penuh kenangan di SMP.

Berawal pada pertengahan tahun 2008, saya mulai memasuki ruang lingkup putih abu-abu. Orang – orang banyak bilang katanya bahwa masa SMA adalah masa yang dimana penuh dengan kenang – kenangan dan sulit untuk dilupakan. Nah, saya ingin membuktikan apa yang dikatakan orang – orang tersebut, apakah benar atau salah?
Ketika tamat dari SMP, saya berlainan arah dari sebagian besar teman – teman saya untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya. Sebagian besar teman – teman saya masuk ke SMA yang terkenal dan bisa dibilang SMA favorit saat itu, yaitu SMAN. 1 Selatpanjang. Namun, saya ingin masuk ke SMAN. 3 Selatpanjang, mendengar itu teman – teman saya bilang kepada saya “Yogi, kenapa mau masuk ke SMA 3, kan itu SMA buangan, paket, dan terpencil (SMA yang menjadi tempat buangan dari sekolah lain, tempat berkumpulnya anak-anak yang lulus paket – C dan terpencil), memang saat itu SMA 3 itu terkenal seperti yang dikatakan teman – teman saya tersebut. Dan dengan tenangnya saya menjawab “Eehh,, sebenarnya semua sekolah itu sama, ada guru, ada siswa, pelajarannya juga sama, yang membedakannya sekarang adalah diri kita sendiri, apakah kita mau belajar dan SMA 3 itu letaknya dekat dari rumah saya dan tidak terpencil”. Mendengar itu mereka hanya tersenyum.
Pada awal pendaftaran dan pertama kalinya saya ke SMAN. 3, saya merasakan hawa yang baru yang dimana SMA 3 ini memiliki pohon – pohon besar yang rindang setiap depan halaman kelasnya. Dan begitu luasnya lapangan bola kakinya, serta setiap bangunan ruangan kelas dan kantor hanya satu jalur saja jalannya.
Setelah proses pendaftaran berakhir, kami siswa baru dikumpulkan untuk mengikuti pembukaan MOS (Masa Orientasi Sekolah), saat itu saya dipilih sebagai pengerek bendera untuk upacara perdana besok harinya. Dan sebenarnya saya sangat suka bertugas sebagai pengerek bendera karena dari SD – SMP saya selalu bertugas sebagai pengerek bendera saat upacara. Selain itu, kami disuruh untuk memakai pakaian putih – hitam, kalung petai dan gula –gula, memakai sepatu hitam dengan menggunakan tali rafia, bet nama dan topi kerucut.
Keesokan harinya, kami memulai upacara perdana dan dilihat seluruh siswa dan guru – guru yang ada. Saya benar – benar merasa gugup karena baru pertama kalinya melaksanakan upacara bendera di tempat yang baru. Namun, Alhamdulillah upacara kami lancar. Setelah upacara, kami diberikan waktu istirahat dan disuruh untuk berkumpul dilapangan. Pagi itu kami semua dibariskan dilapangan dengan keadaan cuaca yang cukup panas. Saat itu kami diberikan arahan – arahan untuk mengikuti MOS itu dengan baik dan ikuti aturan mainnya.
Hari itu kami Cuma hanya disuruh kesana – kemari untuk memperkenalkan diri serta mencari nama guru – guru bidang studi sekaligus minta tanda tangan mereka.
Keesokan harinya, kami disuruh memakai baju olahraga dengan bawahan celana training. Setelah dikumpulkan, kami dibagikan dalam beberapa kelompok dan memiliki masing – masing kakak senior. Mereka mengajarkan kami tentang baris berbaris dan siapa yang salah akan dihukum dengan berbagai hukuman baik itu push up, sit up, dimarah – marah dan dibentak – bentak.
Siangnya, kami dikumpulkan dan masuk kekelas untuk diospek kembali. Disana kami diberikan sesuatu permainan dan siapa yang salah dan siapa yang ditunjuk wajib melakukan aapa yang disuruh kakak – kakak senior.
Pada masa MOS inilah saya mengenal seorang wanita yang saat itu menjabat ketua Osisnya dan kami akrab serta saling pulang bareng setelah acara MOS selesai. Dengan keakraban itu kami menjalin hubungan, namun hubungan itu hanya sebentar dan bertahan selama 3 hari dikarenakan wanita itu tidak memiliki kejujuran yang baik.
Setelah mulai semester pertama, saya duduk disamping seorang wanita, dan ternyata wanita ini teman saya waktu SD dulu, namanya Rina. Dikarenakan saya sakit sebelum masuk, sehingga saya telat untuk memilih tempat duduk. Semester pertama saya dan teman – teman satu kelas masih sedikit canggung dan belum terbiasa. Setelah beberapa minggu bersama, barulah kami saling mulai akarab satu sama lainnya, saling ngobrol bareng dan melakukan kegiatan – kegiatan lainnya. Saat itu, saya terpilih menjadi ketua kelas dan sudah kewajiban saya untuk akrab kepada seluruh teman – teman sekelas.
Pada pertengahan semester pertama, saya mengenal seorang wanita dan wanita itu sekelas sama saya, namanya Lela. Lela ini orangnya sedikit pendek dari saya dan merupakan peranakan orang Bangkinang. Setelah kami sering bersama, terjalinlah hubungan special diantara kami.
Pada awalnya, semua teman – teman sekelas belum mengetahui hubungan kami, namun beberapa lama kemudian tiba – tiba saja mereka mengetahui hubungan kami dan sedikit heboh hingga seluruh kelas yang ada.
Hubungan kami berjalan dengan lancar dan bisa dikatakan tidak memiliki masalah, namun pada suatu malam, tiba – tiba dia mengirimkan sms kepada saya dan mengatakan putus kepada saya. Saat itu saya benar – benar panik dan kaget karena tanpa permasalahan tiba – tiba saja membuat pernyataan seperti itu. Ketika saya menanyakan apa masalahnya, dia tidak mau mengutarakannya dan tetap bersikeras untuk memutuskan hubungan. Dan sekali lagi saya tidak bisa memaksa kehendak dia, dan menerima apa adanya walaupun benar – benar kecewa. Hubungan kami berakhir selama 3 bulan.
Setelah kejadian itu, saya sedikit kecewa kepada wanita dan mengurungkan niat untuk menjalin hubungan kembali kepada sesiapapun. Sehingga berakhirlah semester pertama.
Tidak terasa 1 semester sudah dilalui, begitu banyak hal – hal yang baru dimiliki dan dipelajari. Begitu juga hal asmara, setelah putus dari Lela, saya mengurungkan niat untuk menjalin hubungan lagi, namun niat itu hanya bertahan sekitar lebih kurang 3 bulan. Saat mulai semester 2, saya sebagai ketua kelas selalu mengambil buku pelajaran dikantor majelis guru dan sering melewati kelas XI Alam (kelas 2 IPA SMA), setiap saya melewati kelas itu, saya selalu memandangi kakak kelas, dia duduk dipojok paling kiri dan mudah dilihat kalau setiap melewati kelasnya. Setiap saya melewati kelasnya, kami selalu pandang satu sama lain dan saling tersenyum
Beberapa hari berlalu, dan saya mendapat informasi bahwa kakak yang selalu tersenyum itu namanya Kak Ipit, dan ketika jam istirahat ternyata dia sudah pulang, dan saat itu dia lagi bersama temannya duduk dibawah pohon tepat berada depan kelas saya, dan tanpa saya sadari dan penuh keberanian, saya memanggilnya. Dan tanpa disangka ia mendatangi saya dan bertanya
Kak Ipit   :    “Ada apa?”
Saya         :    “Eemm,,udah pulang ya kak?”
Kak Ipit   :    “Iya, ni bentar lagi mau pulang.”
Saya         :    “Kok cepat pulangnya kak?”
Kak Ipit   :    “hehe,,enak ya, kami g’ da guru lagi yang masuk.”
Saya         :    “Owh, oiya kak, boleh minta no hpnya g’?
Kak Ipit   :    “boleh, minta no hp gie ja ya,nanti kak sms”.
Nah, itulah permulaan saya berkenalan sama Kak Ipit dan ketika saya pulang sekolah, tidak berapa lama ada sms yang masuk dan ternyata itu Kak Ipit. Saya merasa bahagia dan dengan sering – sering sms, kami mulai tambah akrab dan disekolah sering jumpa dan duduk bareng, sehinga pada akhirnya kami menjalin hubungan yang lebihh spesial dan ini kali pertama saya menjalin hubungan dengan kakak tingkat.
Kami menjalin hubungan dengan baik dan akibatnya saya belajar kedewasaan dalam menghadapi segala permasalahan dan kami selalu bersama dan suka sharing antara satu dan lainnya. Hubungan kami ini diketahui sama kedua orang tua, dan biasanya saya selalu kerumahnya untuk ngobrol bareng bersama kedua orang tuanya dan bisa dikatakan kami jarang jalan – jalan keliling kota, palingan cuma sebentar.
Kami pernah bersama mengikuti lomba olimpiade matematika yang diadakan oleh Universitas Riau untuk seleksi tingkat kabupaten dan hasilnya masih belum bisa membanggakan, namun saya bangga bisa bersama – sama mengikuti perlombaan tersebut.
Dia orangnya pintar dan selalu mendapatkan juara 1 dikelasnya. Kami juga saling bantu membantu apabila ada tugas yang sulit untuk diselesaikan. Hubungan kami mulai diketahui hingga satu sekolah dan tidak tahu kapan berita itu menyebar.
Hubungan ini masih terjaga hingga sekarang dan kalau dihitung sudah sekitar 3 tahun kami menjalani hubungan ini. Saat dia berpisah dan melanjutkan kuliah, saya sedikit berat untuk berpisah, namun dengan kedewasaan yang saya miliki saya bisa melepaskan dia pergi dan berdoa supaya suatu sat nanti kita bisa bersama kembali.
Alhamdulillah, akhirnya sekarang kami bisa berjumpa kembali dan kuliah pada universitas yang sama yaitu Universitas Riau, hanya saja dia berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) di jurusan Matematika sedangkan saya di Fakultas Perikanan jurusan Budidaya Perairan.
Eeiitss,,cukup sampai disitu saja dulu kisah asmaranya, kembali lagi ke SMA, ketika saya masih kelas 1 semester 2, saya terjun kedunia organisasi yaitu Osis dan Rohis. Dalam Osis saya awalnya menjabat sebagai ketua bidang pendidikan dan Rohis saya menjabat sebagai anggota bidang pendidikan juga. Disana saya dapat belajar lebih aktif tentang organisasi dan sering mengikuti – mengikuti acara diluar.
Setelah saya naik kelas 2, ada pemilihan ketua Rohis saat itu, saya ditunjuk untuk jadi calonnya, namun saya menolak dengan alasan saya belum siap untuk menjadi ketua Rohis. Dan akhirnya saya Cuma menjabat sebagai ketua bidang pendidikan di Rohis.
Beberapa hari kemudian, tersebarlah pengumuman bahwa Osis lama sebentar lagi akan habis masa bakti kerjanya dan akan diganti dengan Osis yang baru. BaLon (Bakal Calon) akan diambil setiap kelas 2 orang perwakilan Pa dan Pi yaitu ketua kelas dan sekretaris. Dengan secara kebetulan saya mencalonkan diri untuk menjadi ketua Osis saat itu, dan pada hari yang ditentukan, kami semua sebagai BaLon harus menyampaikan visi dan misi serta akan diuji oleh beberapa guru, anggota Osis yang lama dan siswa yang hadir saat itu. Alhamdulillah saya lancar dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan dan mendapat tepuk tangan meriah saat menyampaikan visi dan misi dengan waktu yang diberikan 3 menit.
Pada saat pemungutan suara, saya menang telak atas calon – calon yang lain dengan memimpin suara terbanyak saat itu. Saya tidak membayangkan bahwa saya dipercayai teman – teman dan kakak – kakak senior untuk menjabat sebagai ketua Osis saat itu. Dengan keputusan yang sah dan disetujui oleh seluruh yang hadir, maka diangkatlah saya sebagai ketua Osis dan sekaligus pengangkatan ketua – ketua bagian dalam pengorganisasian saya.
Saya bangga dan bahagia, karena bisa menjadi Ketua Osis pilihan teman – teman disekolah saat itu dan ketika itu saya berjanji untuk mengenalkan SMAN. 3 sebenarnya bukan menurut tanggapan yang “kotor” seperti orang – orang bilang. Singkat cerita, Alhamdulillah sedikit banyak saya dan teman – teman yang lain dapat merubah paradigma pemikiran orang – orang tentang SMA 3 dengan mengikuti acara – acara ataupun perlombaan – perlombaan dan saya pernah membukakan diri SMA 3 untuk bergabung dan bersatu dengan Osis – Osis SMA yang ada di Selatpanjang dengan nama JARKOM (Jaringan Komunikasi Osis) se- Tebing Tinggi. Dan Alhamdulillah saya masih dipercayai oleh teman – teman dari sekolah lain untuk menjadi ketua umum dari organisasi tersebut.
Namun sayang, organisasi tersebut hanya berjalan sebentar, karena organisasi itu terbentuk saat kami sudah kelas 3 SMA yang saat itu sangat sibuk untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi UAN.
Selain itu juga, prestasi yang membanggakan lainnya adalah pernah mengikuti lomba Olimpiade Matematika yang ditaja oleh Universitas Riau 3x (gagal), Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika (juara 3 tingkat kabupaten, mengikuti seleksi berikutnya ditingkat propinsi, namun gagal), juara 1 setiap semesternya dan pernah menjadi juara umum 1 akhir semester 4 dan juara umum 2 akhir semester 6 dan prestasi yang tidak bisa saya lupakan adalah saya lulus seleksi JENESYS yaitu sebuah program pemerintah yang berwuud pertukaran pelajar Indonesia – Jepang dan Alhamdulillah saya bisa membawa nama Kabupaten untuk lulus 10 besar ditingkat provinsi, walaupun tidak dapat lulus ke Jepang, namun saya bangga bisa membuat nama baik daerah dan sekolah saya.
Pada akhir semester 6, kami dihadapi oleh UN (Ujian Nasional) dan Alhamdulillah pada akhir pengumuman kelulusan angkatan saya lulus semua dan kami bersuhud syukur saat itu dilapangan.
Semua teman – teman saya mencoret bajunya, namun saya melarikan diri dan tidak mau mencoret – coret. Setelah selesai mencoret – coret dan bersalam – salaman sama guru, mereka semua pergi merayakan kelulusan mereka dengan pawai menggunakan sepeda motor. Hari itu, Selatpanjang penuh dengan motor – motor siswa yang lulus.
Namun saya berbeda dari teman – teman yang lain, saya langsung pulang menemui kedua orang tua dan melihatkan hasil kelulusan saya, mereka merasa bersyukur dan mengucapkan selamat kepada saya. Setelah itu, kami sekeluarga pergi ke rumah makan untuk merayakan kelulusan saya.
Saya saat itu merasa sangat bahagia sekali karena bisa berbagi kebahagiaan yang saya miliki kepada orang – orang yang saya sayangi dan saya tidak merasa rugi tidak ikut pawai dan coret – coret seperti teman – teman yang lain.
Sewaktu SMA, saya berpikiran untuk melanjutkan jenjang pendidikan berikutnya yaitu kuliah. Oleh karena itu, saya sempat mendaftar untuk menjadi mahasiswa undangan dengan program PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah) dengan persyaratan nilai dari setiap semester terus mengalami peningkatan. Selain itu persyaratan lainnya adalah apabila siswa dinyatakan lulus PBUD, maka harus mengambilnya dan mengikuti pendaftaran selanjutnya. Apabila tidak mendaftar ulang maka pihak sekolah akan dikenakan diskualifikasi tidak ada PBUD selama 2 tahun.
Nah, saat menunggu pengumuman via internet, Alhamdulillah saya lulus PBUD di jurusan Budidaya Perairan, sebelumnya pada pemilihan jurusan ada 2 jurusan yang saya ambil pilihan pertama Budidaya Perairan dan pilihan kedua Teknik Sipil.
Melihat pengumuman ini, saya sangat bahagia karena saya bisa lulus masuk universitas tanpa tes. Lalu saya memberitahukan kepada kedua orang tua saya, dan mempersiapkan segala perlengkapan – perlengkapan administrasinya. Setelah semuanya selesai, saya pergi kesekolah saya untuk memberitahukan kabar kelulusan ini dan mengucapkan terima kasih kepada pihak sekolah yang telah mengurus segala administrasi dan persyaratan untuk PBUD itu.
Keesokan harinya kami sekeluarga berangkat ke Pekanbaru dan setelah sampai kami menginap di hotel untuk istirahat. Selain itu juga, kebetulan tetangga saya dikampung kuliah juga disini dan memiliki rumah kos, dan rencana saya tinggal dikos itu untuk sementara.
            Pagipun tiba, saya dan keluarga pergi ke salah satu bank untuk melakukan pembayaran segala administrasi. Setelah selesai segala pembayaran, kami menuju ke kos tetangga saya yaitu dijalan Rimbo Panjang Perumahan Paradise (belakang UIN Suska Riau).
            Setelah sampai dirumah kos, kami istirahat sebentar dan saling berbicara tentang rumah tersebut baik itu masalah listrik, air, lingkungan sekitar dan lainnya.
            Kemudian, setelah istirahat kedua orang tua saya meninggalkan saya dirumah kos itu dan berpesan belajar baik – baik dan buatlah bangga orang tua.
            Semenjak itu, saya mulai hidup mandiri dan jauh dari orang tua. Waktu itu saya masih mengikuti program matrikulasi untuk mahasiswa PBUD selama sekitar kurang lebih 4 Bulan. Matrikulasi merupakan kuliah perdana pengganti ujian masuk bagi mahasiswa PBUD. Saat itu kami gabung dengan mahasiswa Keperawatan karena mata kuliah pokok yang kami ambil itu sama yaitu Biologi dan Kimia.
            Singkat cerita, setelah selesai dari matrikulasi, kami mendaftar ulang ke masing – masing fakultas untuk memulai proses perkuliahan semester pertama. Sebelum memulai semester pertama kami mengikuti sebuah acara yang bertujuan untuk mengenal fakultas dan aturan – aturan yang berlaku yang dinamakan PKA (Pengenalan Kampus Akademik). Saat itu kami gabung semuanya baik itu jalur PBUD, Lokal maupun mandiri. Dan itu semua merupakan gabungan dari berbagai jurusan yang terdapat dalam Fakultas Perikanan.
            Acaranya dilakukan didalam ruangan karena cuaca hari itu hujan deras. Acaranya cukup menarik dan menghibur serta mendidik bagi mahasiswa – mahasiswa baru, mulai dari perkenalan fakultas, terus masing – masing jurusan dan UKM – UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang ada difakultas.
Selain itu juga, terakhir ada acara olahraga dan perkenalan masing – masing UKM, kami dihandle sama HIMA (Himpunan Mahasiswa) Budidaya yaitu Aquaculture, kami disana dilatih kekompakan dan pengenalan pertama dengan ikan lele dan belut. Hehehe
            Setelah acara pengenalan kampus dan bermain, saatnya kami mengadakan pemilihan Ketua Tingkat Budidaya Perairan 2011, nantinya yang terpilih sebagai ketua, ia akan menjadi wakil kelasnya dalam mendapatkan informasi – informasi ataupun yang lainnya. Saat itu yang menjadi calonnya adalah saya, Fadhlur Rahman, Edward Nababan, Syarbaini dan Rudi Hartawan Rambe.
Setelah masing – masing kandidat menyampaikan visi dan misinya, saatnya pemungutan suara dimulai dan Alhamdulillah saya terpilih menjadi Ketua Tingkat dan jabatan ini tidak bisa dirubah selama masih aktif kuliah.

Pada pertengahan semester pertama perkuliahan, kami mengikuti sebuah kegiatan rutin setiap tahunnya yang diadakan oleh Hima Aquaculture untuk mahasiswa yang baru yaitu KIJA (Kajian Ilmiah Jurusan Aquaculture) yang dimana acara ini bertujuan mempererat tali silaturahmi dan merupakan sebuah kajian ilmiah sesuai jurusan yang diambil. KIJA ini diadakan di Koto Masjid, Kabupaten Kampar selama 3 hari. Kajian – kajian ilmiah yang kami lakukan disana adalah cara membedakan jenis kelamin ikan, cara menyuntik ikan dan membedahkan ikan untuk mempelajari struktur anatomi ikan serta pengambilan hipofisa (sejenis hormon perangsang untuk pematangan gonad yang diambil dibagian otak ikan mas).
            Dikegiatan ini kami banyak mendapatkan ilmu baru mengenai jurusan yang kami ambil dan kami merasa seperti liburan yang sangat menyenangkan dengan pergi kesuatu daerah yang belum pernah ditempuh dan pengalaman yang sangat berarti dan sangat bermanfaat.
Nah, inilah 6 dunia kehidupan yang saya alami dari masa ke masa, begitu banyak rintangan, kesedihan dan kebahagiaan yang saya rasakan. Namun semua itu merupakan bumbu – bumbu kehidupan yang harus saya lewati untuk mencapai sebuah kedewasaan yang matang serta memberikan pelajaran bagi saya untuk menghargai sebuah kehidupan.
 Kata demi kata telah terlukiskan pada lembaran – lembaran kertas ini dan memori – memori masa lalu mulai teringat kembali untuk bernostalgia dan menjadikan sebagai pengajar untuk kedepannya lebih baik.
semoga lukisan - lukisan cerita ini membuat efek kesenangan dan ilmu pengetahuan bagi para pembaca sekalian.

*** THE END ***

0 komentar:

Post a Comment