Waktu & Tanggal

Powered by Blogger.

About this Blog

Blog ini berisi seputar informasi dan ilmu pengetahuan

Daftar Isi Blog

Keluarga Ramah Anak


BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dewasa ini terutama di kota-kota besar tidak jarang suami istri harus bekerja. Dan kadang-kadang setelah bekerja sehari penuh masih dituntut untuk menghadiri berbagai rapat, pertemuan resepsi, undangan, dan kegiatana lainnya.
Mungkin sekali, pasangan suami istri ini merupakan pasangan yang harmonis, dalam arti secara relatif mempunyai latar belakang keluarga yang tidak berbeda demikian pula latarbelakang pendidikannya, aspirasi mengenai anak, cara mendidik anak dan sebagainya. Namun oleh karena mereka orang-orang yang sibuk, mereka tidak punya kesempatan untuk mengenal anak mereka secara mendalam. Mereka tidak cukup waktu untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi anaknya. Si ayah tidak tahu apa yang telah dikatakan atau yang telah diputuskan istrinya mengenai anaknya. Demikian juga si istri tidak tahu apa yang telah dijanjikan suami terhadap anak mereka berdua. Suami mengira istrinya telah mendidik anaknya. Sedangkan si istri beranggapan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab suaminya. Tugasnya hanya berkisar pada masalah dapur dan bertanggung jawab atas tersedianya makanan diatas meja. Dalam keadaan tidak ada keserasian seperti ini, ada kemungkinan si ibu menegur anaknya bila melakukan suatu kesalahan, sedangkan ayah membiarkan. Atau apa yang diperbolehkan oleh ibu justru dilarang oleh ayah. Selain itu ada kemungkinan kesalahan yang dilakukan anak ditegur atau dihukum oleh baik ayah maupun ibu akan tetapi caranya mungkin berbeda.Tentunya ketidak serasian tersebut menimbulkan pengaruh perkembangan kepribadian si anak. Si anak menjadi bingung, perintah atau aturan mana yang harus dituruti. Yang diinginkan dari sebuah keluarga sebenarnya adalah tempat mencurahkan seluruh isi hati baik saat senang maupun sedih. Ketika hal itu tidak terwujud maka hilanglah fungsi keluarga. Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para orang tua agar terciptanya keharmoisan keluarga.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disebutkan diatas maka yang akan menjadi pebahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah:
1.      Apa pengertia Keluarga
2.      Apa fungsi keluarga
3.      Bagaimana menciptakan keluarga yang ramah anak

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui apa pengertia Keluarga
4.      Untuk mengetahui apa fungsi keluarga
5.      Agar mengetahui bagaimana menciptakan keluarga yang ramah anak


BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Keluarga
Kata keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.[1] Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.[2]
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
Sigmund Freud mengetakan keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa menurut beliau keluarga merupakan manifestasi daripada dorongan seksual sehingga landasan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami isteri.

Dhurkeim berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Keluarga adalah unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Sehingga keluarga itu terbagi menjadi dua, yaitu:

a.       Keluarga Kecil atau “Nuclear Family”
Keluarga inti adalah unit keluarga yang terdiri dari suami, isteri, dan anak-anak mereka; yang kadang-kadang disebut juga sebagai “conjugal”-family.
b.      Keluarga Besar “Extended Family”
Keluarga besar didasarkan pada hubungan darah dari sejumlah besar orang, yang meliputi orang tua, anak, kakek-nenek, paman, bibi, kemenekan, dan seterusnya. Unit keluarga ini sering disebut sebagai ‘conguine family’ (berdasarkan pertalian darah).
Keluarga Sebagai Suatu Sistem
Menurut Minuchin (dalam H.Sofyan S.Willis, 2008 : 50) mengatakan bahwa keluarga adalah “Multibodied organism” organisme yang terdiri dari banyak badan. Keluarga adalah satu kesatuan (entity) atau organisme. Ia bukanlah merupakan kumpulan (collection) individu-individu. Ibarat amoeba, keluarga mempunyai komponen-komponen yang membentuk keluarga itu. Komponen-komponen itu ialah anggota keluarga.
Dari berberapa definisi keluarga diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dari sejumlah orang yang memiliki hubungan secara biologis yang secara sederhananya adalah kumpulan dari seorang ayah, ibu dan anak.
B.     Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan- pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh keluarga itu. Pekerjaan – pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu dapat digolongkan/ dirinci ke dalam beberapa fungsi, yaitu:[3]
1.      Fungsi Biologis
Persiapan perkawinan yang perlu dilakukan oleh orang-orang tua bagi anak anaknya dapat berbentuk antara lain pengetahuan tentang kehidupan sex bagi suami isteri, pengetahuan untuk mengurus rumah tangga bagi ang isteri, tugas dan kewajiban bagi suami, memelihara pendidikan bagi anak-anak dan lain-lain. Setiap manusia pada hakiaktnya terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya, melalui perkawinan.
2.      Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan untuk berusaha agar setiap anggotanya dapat terlindung dari gangguan-gangguan.
3.      Fungsi Ekonomi
·         Keluarga berusaha menyelenggarakan kebutuhan pokok manusia, yaitu:
·         Kebutuhan makan dan minum
·         Kebutuhan pakaian untuk menutup tubuhnya
·         Kebutuhan tempat tinggal.
Berhubungan dengan fungsi penyelenggaraan kebutuhan pokok ini maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup pakaian serta tempat tinggal.
4.      Fungsi Keagamaan
Keluarga diwajibkan untuk menjalani dan mendalami serta mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam pelakunya sebagai manusia yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
5.      Fungsi Sosial
Dengan fungsi ini kebudayaan yang diwariskan itu adalah kebudayaan yang telah dimiliki oleh generasi tua, yaitu ayah dan ibu, diwariskan kepada anak-anaknya dalam bentuk antara lain sopan santun, bahasa, cara bertingkah laku, ukuran tentang baik burukna perbuatan dan lain-lain.
Dengan fungsi ini keluarga berusaha untuk mempersiapkan anak-anaknya bekal-bekal selengkapnya dengan memperkenalkan nilai-nilai dan sikap-sikap yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan-perananyang diharapkan akan mereka jalankan keak bila dewasa. Dengan demikian terjadi apa yang disebut dengan istilah sosialisasi.
Dalam buku Ilmu Sosial Dasar karangan Drs. Soewaryo Wangsanegara, dikatakan bahwa fungsi-fungsi keluarga meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1.      Pembentukan kepribadian;
2.      Sebagai alat reproduksi;
3.      Keluarga merupakan eksponen dari kebudayaan masyarakat
4.      Sebagai lembaga perkumpulan perekonomian.
5.      Keluarga berfungsi sebagai pusat pengasuhan dan pendidikan
Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.[1]
Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seputar seorang sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan istilah "anak".
C.    Menjadikan Keluarga yang Ramah Anak
Berikut merupakan beberapa pertanyaan yang disususn oleh ahli psikologi (Charles E. Scaefer Ph D dalam M. Enoch Markum) yang dapat dijadikan pegangan untuk menilai apakah suasana rumah anda menyenangkan atau tidak bagi anak-anak dirumah.[4]
1.      Apakah anda sering bermain dengan putra putri anda dalam suasana membagi kegembiraan dan kelucuan bersama?
2.      Apakah anggota keluarga anda atau putra putri anda bersahabat satu sama lain?
3.      Apakah anda melakukan darma wisata atau jalan-jalan bersama secara teratur?
4.      Apakah anda membuaat anank-anak merasa teman-teman mereka diteima di rumah dengan baik?
5.      Apakah anda meluangkan suatu hari sebagai hari keluarga?
6.      Apakah pertemuan keluarga (arisan keluarga) merupakan peristiwa yang teratur dijalankan?
7.      Pernahkah anda dan putra putri anda mengerjakan kegemaran (hobi) masing-masing secara bersama-sama?
8.      Apakah anda berolahraga atau melakukan kegiatan lain bersama-sama putra putri anda secara teratur?
9.      Pernahkah dalam bermain dengan putra putri anda menempatkan diri sebagaimana yang mereka kehendaki? Misalnya pukul-pukulan pakai bantal
10.  Apakah anada bersama putra-putri menikmati suasana santai setiap hari?
11.  Apakah anda menunjukkan senyum atau tertawa dalam berbicara atau berinteraksi dengan putra putri anda?
12.  Apakah anda dapat secara jenaka atau humoristis meredakan ketegangan yang dialami putra putri anda?
Bila anda menjawab sebagian besar pertanyaan ini dengan Ya, maka kemungkinan besar suasana rumah anda menyenagkan bagi putra putri anda. Sehingga kemungkinan besar pula anda berhasil membentuk putra putri yang bahagia atau periang. Sebaliknya, jka kebanyakan jawaban “tidak” kemungkinan sumbangan anda dalam menciptakan bermasalah atau kenakalan remaja sangat besar.
Namun akan muncul pertanyaan apakah untuk mengerjakan semua itu mudah? Semua orang pasti memiliki kesibukan tersendiri.
Yang dapat dilakukan untuk terwujudnya jawaban ya dari pertanyaan diatas sebenarnya bisa dilakukan dengan berbagai hal sederhana yang sangat jarang diperhatikan oleh orang tua.
Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut:[5]
1.      Lakukan makan bersama secara rutin dan teratur
Makan merupakan kegiatan untuk memenuhi sala satu kebutuhan jasmani manusia. Rata-rata kita makan sehari tiga kali dengan masing-masing memiliki suasana yang berbeda. Suasana makan pagi biasanya diliputi dengan suasana yang tidak begitu santai. Anak-anak terburu-buru makan oleh karena harus kesekolah, ayah juga harus pergi bekerja, sedangkan ibu umumnya sibuk menyiapkan makanan. Pada saat makan siang, terutama pada keluarga yang sibuk barangkali jarang sekali keluarga bisa berkumpul secara lengkap. Oleh karena biasanya bukan saja ayah sebagai kepala keluarga masih di kantor, sering pula ibu juga bekerja. Barangkali makan malam merupakan suasana yang santai, dimana seluruh anggota keluarga berkumpul secara lengkap. Meskipun demikian tidak jarang pada keluarga-keluarga tertentu, makan malam bersama ini pun tidak dapat terlaksana. Padahal sebenarnya pada saat makan bersama secara santai, bila orang tua mau dapat dimanfaatkan untuk menanamkan berbagai hal. Contoh sederhana seperti melarang anak untuk berbicara saat mengunyah makanan, mengunyah dengan baik dan sopan, sendok yang sudah masuk mulut tidak boleh dipergunakan mengambil makanan yang diperuntukkan bersama, jika dilaksanakan secara tetap, dapat merupakan salah satu bentuk  dan cara penanaman disiplin yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja oleh orang tua.
Dengan singkat kegiatan makan merupakan salah satu forum kebersamaan dari keluarga. Apalagi bila orang tua pada kebersamaan ini dapat menciptakan suasana yang santai, penuh keakraban.
2.      Lakukan belaian terhadap putra-putri anda
Ada tidaknya atau kuat lemahnya suatu ikatan emosional orang tua anak, baru kita ketahui bila sudah dijelmakan dalam tingkah laku. Pelukan, belaian ciuman orang tua pada anaknya merupakan beberapa contoh dari penjelaan ikatan emosional orang tua-anak. Demikian pula seorang ibu yang pada waktu membacakan suatu cerita kepada anaknya sambil mendekap dan mendudukkan anaknyadi pangkuanny, seorang ayah pada saat pulan kerja disambut oleh putri tercintanya, kemudian menggendongnya, belaian kasinh sayang tangan ibu pada kepala anak, kesemuanaya ini merupakan sentuhan-sentuhan atau kontak fisik sebagai ekspresi dari kedekatan emosional orang tua-anak.
Beberapa ahli mengatakan bahwa hal tersebut perlu dilakukan sejak anak masih bayi, meskipun seolah-olah bayi itu memrupakan makhluk yang tidak berdaya, inderanya belum berkembang demikian pula perasaannya, namun sebenarya pada perkembangan dirinya seorang bayi tersebut sudah memerlukan adanya perasaan bahwa ia diterima oleh lingkungannya.

3.      Lakukan komunikasi yang sempurna dengan putera puteri anda
Pada keadaan sehari-hari harus diakui bahwa karena kesibukan kerja misalnya, memberi perhatian atas pertanyaan anak atau menjadi pendengar yang baik saja tidaklah mudah. Sering orang tua beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh anak mereka yang berusia 3 – 4 tahun terlalu sepele baginya, sehingga dalam memberikan jawaban hanya seperlunya saja, atau menjawab sambil membaca koran tanpa menengok sekejap pun. Pada contoh ini jelas tidak akan terjadi komunikasi yang sepurna sebab masing-masing pihak pusat perhatiannya berbeda. Bila perhatian saja sudah tidak ada, maka sukar diharapkan dari ayah semacam ini untuk menjadi pendengar yang baik. Apa lagi memahami lebih teliti apa yang seabenarnya ditanyakan oleh anaksebenarnya keduanya tidak lebih dari dua orang yang secara fisik bera pada ruangan yang sama, bahkan mungkin sangat berdekatan, tetapi secara psikis sebenarnya sangat jauh. Dapat dikatakan diantara keduanya tidak ada ikatan emosional sama sekali.
4.      Penuhi kebutuhan psikis putra-putri anda
Pada dasarnya kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan biologis atau jasmaniah dan kebutuhan psikis, yang kedua-duanya harus terpenuhi. Dan bila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka akan terjadi keadaan frustasi pada diri orang yang bersangkutan.
Orang tua yang cukup memberikan makanan, pakaian, sepatu, alat tulis dan perlengkapan sekolah lainnya kepada anaknya, dapat dikatakan telah memenuh kebutuhan jasmaniah anaknya. Tidak mustahil hal ini merupakan pencerminan dari adanya ikatan emosional orang tua-anak. Hal itu belum cukup, orang tua juga harus memenuhi kebutuhan psikis anaknya, sebab bila hanya memenuhi kebutuhan fisiknya tanpa di disertai kedekatan emosional, maka sebenarnya hubungan yang terjadi tidak lebih dari suatu hubungan formal atasan dan bawahan. Dengan kata lain orang tua ini sebenarnya baru melaksanakan satu aspek kewajibannya sebagai orang tua.

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
keluarga merupakan suatu perkumpulan dari orang-orang yang memiliki hubungan secara biologis atau secara keturunan sedarah yang memiliki fungsi biologis,ekonomi, keagamaan, serta fungsi sosial. Jika semua fungsi tersebut tidak ada didalam sebuah keluarga maka yang akan timbul adalah keadaan atau kondisi keluarga yang tidak harmonis.
Namun sebaliknya, ketika semua fungsi keluaarga tersebut tepenuhi maka akan berakibat menjadi keluarga yang harmonis serta ramah anak.
Untuk mewujudkan fungsi keluarga tersebut perlu tindakan yang harus dilakukan oleh orang tua, tindakan yang harus dilakukan oleh orang tua tersebut antara lain diantaranya adalah dengan:
1.      Lakukan makan bersama secara rutin dan teratur
2.      Lakukan belaian terhadap putra-putri atau anak
3.      Lakukan komunikasi yang sempurna dengan putera puteri atau anak
4.      Penuhi kebutuhan psikis putra-putri atau anak
B.     Saran
Setelah membaca dan memahami pengertian dan fungsi keluarga, penulis mengharapkan kepada para pembaca makalah ini menerapkan fungsi dari sebuah keluarga serta beberapa cara menumbuhkan keluarga yang ramah anak agar menjadikan keluarga yang harmonis.

DAFTAR PUSTAKA
Clayton, Richard R. 2003. The Family, Mariage and Social Change.
Markum,M. Enoch. 1991. Anak, Keluarga dan Masyarakat, CV Muliasari

R. A, Baron,  dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga  2003





[2] Baron, R. A dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga  2003
[3] Richard R Clayton. 2003. The Family, Mariage and Social Change. hal. 58

[4] M. Enoch Markum, Anak, Keluarga dan Masyarakat, ( CV Muliasari 1991), hal. 18-19
[5] Ibid., Hal. 29-49

0 komentar:

Post a Comment